Pentingnya Peran Pendukung (Bidang Kerja Teknik Industri 2)

Hari ini di kampus, kami kedatangan seorang alumni yang berprofesi sebagai arsitek untuk mencari tenaga teknik industri untuk bekerja di grup perusahaannya sebagai asisten direktur utama yang bertugas meningkatkan efisiensi dan efektivitas usahanya. Sebuah diskusi menarik timbul karena ternyata dia ditugaskan secara spesifik ke TI karena kebutuhan yang mendesak serta pengakuan kemampuan perekayasa industri untuk  menetapkan kontrol utama kepada setiap proses sehingga kerugian akibat ineffisiensi dapat ditekan.

Berita ini menarik saya untuk menulis tentang pentingnya peran pendukung, yang terkadang tidak terlihat di luar atau langsung, tetapi berperan sangat penting dalam menciptakan "konsistensi” kualitas layanan langsungnya. Dan sebagai teknik industri pada dewasa ini, sangat besar kemungkinan anda tidak akan bekerja sebagai pemeran utama klasik sesuai bidang ilmu anda di bidang manufaktur misalnya sebagai PPIC manager, QC atau lainnya. Banyak alumni yang bekerja dibidang jasa atau dibidang manufaktur tetapi berbasis proses kimia (pabrik semen, minyak dan energi, minuman, consumer goods, farmasi dll).

Pada bidang-bidang ini, perekayasa industri memang akan banyak berperan sebagai peran pendukung dan peran pendukung ini jangan dianggap lebih kecil daripada pemeran utama, bahkan peran pendukung sebenarnya jauh lebih penting daripada pemeran utama

Pernah kebayang apa yang terjadi ketika sebuah bahan kunci pemrosesan kimia tidak hadir akibat kesalahan membaca lead time. Ketika sebuah alat ternyata breakdown diluar dari jadwal. Ketika terjadi kebakaran akibat prosedur yang tidak ditaati. Di industri pengolahan minyak, setiap jam downtime akan berujung kepada kerugian ribuan bahkan jutaan dolar.

Secara sederhana bagi mahasiswa, pernah kebayang jika kantin kampus tidak beroperasi? Sekretariat tutup? Fotocopy breakdown? Mau praktikum, bahan bakunya habis?. Semua fungsi ini tidak berhubungan langsung dengan proses perkuliahan atau praktikum, tetapi jika tidak berjalan baik, maka proses utama akan terganggu.

Secara sederhana, “tidak akan ada peran utama, kalau tidak ada peran pendukung”

Yang tidak mengenakkan dari peran pendukung adalah karena bekerja dibelakang layar, maka anda akan jarang mendapatkan pujian, yang sering adalah caci maki jika fungsinya dianggap tidak optimal. Pujian akan selalu diberikan kepada pimpinan atau pemeran utama, yang kalau masih baik dan ingat, ketika diberikan pujian, akan mengatakan “terima kasih kepada staf saya”, tapi kalau lupa, yaa sudah direlakan saja. Terlepas dari itu semua berikut ini adalah peran-peran yang perlu anda gali ketika anda bekerja sebagai peran pendukung,

  • Logistics and Distribution, peran anda memastikan terjadinya: the right items, at the right time, at the right place, at the right amount with the right price. Jika peran ini harus menggunakan pola outsourcing dengan pihak ketiga (3PL=3rd Party Logistics) maka anda biasanya akan menjadi Supply Chain Management.
  • Process Standardization, Improvement and Re-engineering. Tekanan untuk mencapai operational excellence pada setiap lini, akan meminta peran anda untuk menjadi motor pencapaian kinerja yang lebih baik melalui perbaikan proses secara terus menerus.
  • Systems Synchronization. Ketika sebuah sistem operasi atau produksi semakin kompleks maka perlu ada peran untuk melakukan sinkronisasi antara sub-system. Berbagai perusahaan menggunakan ERP (Electronic Resources Planning) untuk mensinkronkan sumber daya.

Peran-peran ini berlaku untuk semua fungsi organisasi, dari SDM, keuangan, produksi/operasi, dan lainnya. Seperti pesan saya untuk setiap mahasiswa saya: Aplikasi ilmu TI sangat luas, anda tinggal perlu melatih diri untuk menggunakan “kacamata” teknik industri anda.

7 komentar pada “Pentingnya Peran Pendukung (Bidang Kerja Teknik Industri 2)”

  1. Assalamualaikum.
    Perkenalkan saya mahasiswa teknik Industri di PTN Jogja Pak.
    yang mau saya tanyakan, Pelatihan apa saja yang harus dilakukan oleh anak – anak teknik industri Pak untuk mempersiapkan diri ke dunia kerja maupun ke lomba – lomba yang ada.
    soalnya saya dan teman2 akan mengadakan pelatihan rutin setiap minggunya tetapi masih terkendala dalam penyusunan kurikulum.

    terima kasih, semoga jawaban Bapak nantinya bisa jadi referensi kami…

  2. Ass… Pak Hidayatno,
    Anak sy baru diterima di TI IT Telkom Bandung, pertanyaan sy bagaimana prospek kerja setelah lulus dari Institut tersebut, kemudian apa perbedaan mendasar anatar TI IT Telkom dengan TI Perguruan Tinggi yang lain (terutama yang PTN). Mohon pencerahan pak.. Terima kasih.

    1. Setiap PT (perguruan tinggi) dewasa ini didorong untuk memiliki tracer study (penelusuran alumni), jadi coba bapak tanyakan kepada IT Telkom tentang hal ini, sehingga bisa mendapatkan gambaran lebih jelas tentang profil lulusannya. Keilmuan teknik industri secara tradisional menggunakan pabrik manufaktur sebagai basis keilmuannya pak, jadi siklus pembuatan barang, desain produk – proses – aliran – pabrik itu diajarkan di teknik industri. Pada perkembangannya ternyata kemampuan ini bisa juga diterapkan ke industri non-manufaktur selama berorientasi kepada peningkatan nilai (value), salah satunya industri telekomunikasi. Jika menilik sejarahnya, berarti TI di Telkom menggunakan industri telekomunikasi sebagai basis studi kasus keilmuannya. Artinya perancangan yang akan dilakukan adalah perancangan yang bersifat lebih intangible dibandingkan manufaktur.
      Dalam semua proses spesialisasi, tentunya ada positif dan negatifnya. Positifnya jelas, keunggulan kedalaman pemahaman pada satu spesialisasi, negatifnya adalah jika perkembangan spesialisasinya tidak terjadi maka peluang untuk berkembangnya akan mengecil.
      Saran saya manfaatkan spesialisasinya, tetapi tetap belajar untuk menjadi generalis.

  3. Bapak Hidayatno yang budiman….
    1. Mohon penjelasan deskripsi pekerjaan sebagai PPIC (Production Planning & Inventory Control) itu apa aja…….?
    2. Apa Kelebihan dan kekurangannya bekerja sebagai PPIC….?
    Ketepatan saya mau pada perusahaan Manufaktur milik Amerika… di Batam…

    Terima kasih Maturnuwun..

    1. Wah maaf sekali saya terlambat menjawab pertanyaan anda sehingga anda mungkin sudah wawancara.

      Penjelasan PPIC lumayan panjang, jadi kapan-kapan saya buat artikel tersendiri deh tentang PPIC yaa

  4. kenapa banyak orang berfikiran kalau teknik industri itu tidak bagus? apakah benar seperti itu?

    saya maba teknik industri di ITN Malang.
    apakah seorang perempuan juga mendapatkan pekerjaan yang layak? berhubung teknik industrii biasanya laki laki yang di utamakan.

    sekian, terimakasih.
    mohon pertanyaan saya di jawab.

    1. Saya sih memandang TI kok Amat Bagus Sekaleeeee.

      Jadi bagus tidak bagus tergantung persepsi biasanya, sama dengan selera soal baju atau kendaraan.
      Selama nggak jelas kriterianya, maka perdebatannya bisa nggak selesai.

      Tentang sebagai TI Wanita. TI di berbagai kampus dunia sering dijadikan harapan untuk menaikkan rasio partisipasi wanita di bidang keteknikan (women in engineering), karena bidang karirnya mampu menarik wanita untuk mengambil TI sebagai pilihan pendidikan tinggi. Lebih dari 50 persen mahasiswa TIUI adalah wanita, dan mereka secara aktif berkontribusi sebaga profesional di masyarakat

Tinggalkan Balasan ke dirga Batalkan balasan