Catatan Flow of Argument (Alir Argumentasi)

Mengikuti berbagai seminar dan sidang di kampus, membuat saya ingin mengingatkan kembali hal yang penting yang harus dilatih oleh peserta sebagai bekal dalam dunia nyata nantinya, yaitu kemampuan untuk menyusun alir argumentasi yang menuju ke kesimpulan atau perumusan permasalahan. Sebelumnya saya ingatkan, perumusan permasalahan adalah sebuah deskripsi singkat dari masalah yang pasti asalnya kompleks.

Dalam diskusi ini saya tidak menyentuh arti dari argumentasi yang bersifat akademis, tetapi lebih bersifat praktis. Menurut saya, cara yang paling sederhana mengartikan alir argumentasi adalah memandangnya sebagai sebuah cerita yang enak didengar atau dibaca.

Membuat cerita yang enak itu memang banyak memiliki kendala:

  1. Terkadang kita merasa sudah bekerja siang malam untuk mendapatkan banyak data, sehingga semua data kita pengin ceritakan (supaya kelihatan kerja kerasnya) padahal ini biasanya tidak mungkin mendapatkan alir yang enak. Lihat kasus film yang diangkat dari buku, banyak yang merasa kenapa kok di film kurang “gigit” dibandingkan bukunya. Film-film seperti ini, yang diterima oleh publik, pasti akan mengurangi jumlah detail dari bukunya karena hanya memiliki slot 90-120 menit untuk menceritakannya dalam film.
  2. Kita tidak tahu mulai dari mana. Anda bisa mencari di internet tentang artikel-artikel yang serupa, yang enak dibaca dan mengamati bagaimana mereka menuliskan argumentasinya. Gunakan post-it, tuliskan pokok-pokok pikiran yang ingin anda sampaikan. Satu pokok pikiran untuk 1 post-it, jangan digabung. Tempelkan di dinding atau meja atau kertas besar tanpa memperhatikan struktur apapun. Perhatikan apakah ada yang bisa digabungkan atau disusun berurutan. Post-it disusun menurun atau mendatar, kemudian anda lihat apakah ada “lubang” dalam argumentasi anda. Teknik ini mirip dengan teknik storyboard yang digunakan di industri film. Setiap fragmen tampilan (scene) dibuat gambar kasar secara manual sebagai representatif awal rencana produksi film ini. Storyboard juga dikenal di Six Sigma sebagai risalah apa yang telah dilakukan. Tips lain untuk memulai dari kesimpulan kemudian membangun argumentasi dari kesimpulan akhir. Tips ini mungkin agak aneh, ketika biasanya kesimpulan diberikan pada saat akhir, tapi ini bisa membantu anda untuk mulai.

Yang dimaksud dengan “lubang” ini terbagi menjadi 3 yaitu Overstep, Incoherent, dan yang paling parah Unrelated.

 

Lanjutkan membaca “Catatan Flow of Argument (Alir Argumentasi)”

Tips Interview dalam Bekerja

Tips Utama dalam menyiapkan diri untuk interview adalah Pakailah sepatu orang lain.

Dalam hal ini tentunya interviewer, anda harus membayangkan diri anda sebagai orang yang akan bertanya kepada anda – Apa kira-kira yang ingin dia ketahui dari anda? Jawaban apa yang kira-kira dia harapkan untuk dia dengar?

Beberapa hal yang kira-kira ingin diketahui dari anda …

Apa kelebihan anda dari kandidat lainnya? Kenapa saya harus memilih anda dibandingkan kandidat lainnya? Apakah anda memiliki standard perilaku yang sama dengan standard perilaku yang ada di organisasi saat ini? Apakah anda memiliki kualitas personal yang saya butuhkan?

Menurut teori interview, cara untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan ini memiliki 2 pendekatan yaitu interview deskripsi perilaku dan situasional. secara sederhana perbedaan pendekatan ini adalah untuk deskripsi perilaku berasumsi bahwa perilaku dimasa yang lalu akan merefleksikan perilaku pada masa yang akan datang, sedangkan situasional perilaku yang akan anda lakukan dalam suatu skenario situasilah yang memprediksi perilaku sesungguhnya.

Deskripsi Perilaku biasanya dimulai dengan menanyakan sebuah pengalaman yang dianggap mirip dengan situasi pekerjaan sesungguhnya, misal “apakah waktu kamu kuliah pernah dikejar target yang harus diselesaikan dalam 24 jam?” “Apa saja yang kamu lakukan untuk mengatasinya?” jika anda melamar ke sebuah perusahaan konsultan yang sangat erat (bahkan sudah menikah) dengan masalah kepepet waktu, maka jawaban anda menunjukkan hal yang akan anda lakukan dimasa yang akan datang. Metode ini paling sering digunakan untuk fresh graduate karena dianggap belum memiliki pengalaman kerja.

Situasional biasanya dimulai dengan sebuah penjabaran skenario yang akan dialami di pekerjaan sesungguhnya, kemudian anda diminta untuk menyusun sebuah langkah-langkah berikut alasan dan penjelasannya. Misalnya “jika kamu diminta harus menegur rekan tim kerja anda yang underperform bahkan memecatnya jika perlu, bagaimana kamu akan melakukannya?”

Dari mana pertanyaan untuk dua hal ini disusun, tentunya bagian SDM telah melakukan apa yang disebut sebagai analisa pekerjaan (job analysis). Dari sisi interviewer sendiri dia biasanya akan menggali sumber pertanyaan dari form CV atau CV yang telah anda isi atau kirimkan. Jadi pastikan CV anda memuat dengan jelas prestasi-prestasi dan kompetensi anda.

Siapkanlah modal dasar anda untuk maju ke intervew

Ciri-ciri yang sebuah kandidat yang ideal secara non-teknis adalah memiliki nilai tinggi pada kemampuan analisa, orientasi kepada prestasi, kreativitas, pengambilan keputusan, pendelegasian tugas, standard kerja yang tinggi, people management dsb. Sebelum interview biasanya hal ini dapat terlihat dari CV anda, yaitu pada bagian keaktifan organisasi, prestasi akademis dan non-akademis. Apakah anda suka mengikuti kompetisi, apakah anda terbiasa bekerja dengan orang lain (bisa dilihat dari pengalaman berorganisasi), dsb.

Jadi perbanyaklah aktivitas organisasi anda, ikutlah lomba, perluas wawasan dengan ikut seminar, pelatihan dan lain sebagainya.

Tips Berpakaian

Memang terkadang sulit nutuk menentukan bagaimana standard berpakaian dalam wawancara, apakah resmi lengkap dg jas, atau cukup dengan baju lengan pendek dan celana kain, bahkan ada di dunia programmer atau engineerin, jeans dan kaos berkerah sudah cukup. Standard paling aman untuk seorang fresh graduate adalah baju lengan panjang dg berdasi, jika ingin merasa aman bisa saja jas dibawa. Biasanya kalau menunggu interview anda bisa melihat rekan-rekan kerja yang lain atau bagaimana pegawai yang terlihat disana. Jika anda overdress, misalnya terlihat situasinya cukup casual tanpa dasi, silahkan minta ijin ke kamar kecil untuk melepaskan dasi anda dan mengganti yang sesuai.

Tips Googling

Carilah konsep konsep seperti Behavior Desciption Interview, Situational Interview, Competency Based Interview, Structured Interview, Job Analysis, Job Interview tips

3C dalam Manajemen Perubahan

Ketika sedang nongkrong minum kopi ada topik diskusi tentang manajemen perubahan. Manajemen perubahan dapat didefinisikan sebagai serangkaian aktivitas dan tindakan terencana yang mencoba mengubah organisasi sesuai yang diamanatkan dalam tujuan organisasi yang tertuang dalam rencana strategis organisasi.

Kenapa ada kata mencoba, karena pada kenyataannya belum tentu berhasil mengingat ada unsur manusia (makhluk Tuhan yang luar biasa ajaib keanehannya dalam berubah). Unsur manusia ini sebenarnya yang akan diubah ketika kita berbicara manajemen perubahan.

Tetapi ada 3 prinsip dasar dalam manajemen perubahan yang merupakan rangkuman dari berbagai literatur yang bisa menjadi dasar kesuksesan manajemen perubahan yaitu 3C – Clarity, Communications and Consistency (Kejelasan, Komunikasi dan Konsistensi).

Clarity atau kejelasan adalah organisasi harus memiliki sebuah kejelasan terhadap perubahan yang ingin dituju. Tidak harus kejelasan proses, karena terkadang prosesnya harus berubah atau ditemukan sambil jalan. Mirip dengan pepatah “A Leader could sometimes not be clear about what he is doing, but he should/must be clear on where he is going” Seorang pemimpin bisa saja dalam suatu waktu tidak tahu apa yang sedang dia lakukan, tetapi tidak boleh tidak tahu kemana dia menuju atau apa yang ingin dia capai.

Communication atau komunikasi merupakan medium terpenting dalam manajemen perubahan karena disinilah titik untuk membuat manusia berubah. Komunikasi memiliki the rule of 7 (7 Aturan), yaitu pesan yang sama harus diulan sebanyak 7 kali dengan 7 medium berbeda. Pengulangan adalah untuk membuat orang ingat dan memiliki kesadaran bahwa hal itu penting (sesuatu yang diulang2 membuat otak kita memprioritaskannya, contohnya iklan). Medium yang berbeda untuk memastikan setiap orang pada setiap saat dan dimana saja mendapatkan pesan yang sama (email, buletin organisasi, memo kepala, pembukaan rapat, kata pengantar, diskusi dsb)

Consistency adalah bagian yang penting pula dalam manajemen perubahan, karena semua usaha perubahan pasti akan berbenturan dengan sebagian massa yang skeptis terhadap perubahan. “Ah nanti paling nggak kuat si boss, atau nanti juga balik lagi”. Disinilah letak konsistensi dalam bertindak dan berbuat menjadi penting. Semua orang harus tahu bahwa ada garis merah yang setelah dilewati, tidak akan mungkin kita kembali lagi dibelakang garis merah tersebut. Ada cerita dari teman saya tentang cara orang Viking memenangkan invasi ke negara lain: Ketika viking sampai dipantai negara yang dia ingin taklukkan, biasanya disambut dengan benteng tinggi, seluruh kapal yang membawa mereka tiba, dibakar. Artinya bagi orang Viking: kita tidak akan pulang dan harus menang dalam bertarung, dan disisi lain bagi penduduk negara tersebut akan menjadi ketakukan karena berfikir “ini orang pasti tak terkalahkan karena tidak punya opsi lain selain menang atau mati akan bertarung”.

Seorang Change Leader/Agents harus menjadi orang viking ini: Tidak ada kata kembali, gunakan semua jalur komunikasi dengan pesan jelas dan jernih.