Mengikuti berbagai seminar dan sidang di kampus, membuat saya ingin mengingatkan kembali hal yang penting yang harus dilatih oleh peserta sebagai bekal dalam dunia nyata nantinya, yaitu kemampuan untuk menyusun alir argumentasi yang menuju ke kesimpulan atau perumusan permasalahan. Sebelumnya saya ingatkan, perumusan permasalahan adalah sebuah deskripsi singkat dari masalah yang pasti asalnya kompleks.
Dalam diskusi ini saya tidak menyentuh arti dari argumentasi yang bersifat akademis, tetapi lebih bersifat praktis. Menurut saya, cara yang paling sederhana mengartikan alir argumentasi adalah memandangnya sebagai sebuah cerita yang enak didengar atau dibaca.
Membuat cerita yang enak itu memang banyak memiliki kendala:
- Terkadang kita merasa sudah bekerja siang malam untuk mendapatkan banyak data, sehingga semua data kita pengin ceritakan (supaya kelihatan kerja kerasnya) padahal ini biasanya tidak mungkin mendapatkan alir yang enak. Lihat kasus film yang diangkat dari buku, banyak yang merasa kenapa kok di film kurang “gigit” dibandingkan bukunya. Film-film seperti ini, yang diterima oleh publik, pasti akan mengurangi jumlah detail dari bukunya karena hanya memiliki slot 90-120 menit untuk menceritakannya dalam film.
- Kita tidak tahu mulai dari mana. Anda bisa mencari di internet tentang artikel-artikel yang serupa, yang enak dibaca dan mengamati bagaimana mereka menuliskan argumentasinya. Gunakan post-it, tuliskan pokok-pokok pikiran yang ingin anda sampaikan. Satu pokok pikiran untuk 1 post-it, jangan digabung. Tempelkan di dinding atau meja atau kertas besar tanpa memperhatikan struktur apapun. Perhatikan apakah ada yang bisa digabungkan atau disusun berurutan. Post-it disusun menurun atau mendatar, kemudian anda lihat apakah ada “lubang” dalam argumentasi anda. Teknik ini mirip dengan teknik storyboard yang digunakan di industri film. Setiap fragmen tampilan (scene) dibuat gambar kasar secara manual sebagai representatif awal rencana produksi film ini. Storyboard juga dikenal di Six Sigma sebagai risalah apa yang telah dilakukan. Tips lain untuk memulai dari kesimpulan kemudian membangun argumentasi dari kesimpulan akhir. Tips ini mungkin agak aneh, ketika biasanya kesimpulan diberikan pada saat akhir, tapi ini bisa membantu anda untuk mulai.
Yang dimaksud dengan “lubang” ini terbagi menjadi 3 yaitu Overstep, Incoherent, dan yang paling parah Unrelated.
Lanjutkan membaca “Catatan Flow of Argument (Alir Argumentasi)”
