Apa itu Service Systems Engineering (SSE)?

Tulisan ini sebagai tulisan lanjutan dari  artikel tentang pendefinisian ulang teknik industri untuk menjelaskan fokus pendidikan Teknik Industri di Universitas Indonesia. Setiap Perguruan Tinggi Teknik Industri di Indonesia sebenarnya akan beradaptasi dan memiliki warna yang tergantung dengan kebutuhan, tuntutan serta peluang yang terjadi pada komunitas tempat pendidikan berlangsung. Sebuah fenomena yang sama juga terjadi di negara asal teknik industri, yaitu Amerika. Namun tentunya, ciri-ciri sebagai perekayasa Industri secara dasar harus tetap ada, sehingga warna biasanya terlihat bukan hanya dari kurikulum, namun dari fokus materi dan tugas perkuliahan yang terjadi.

SSE Explanation Slide

Evolusi Perkembangan Teknik Industri

Pada awal berdirinya, teknik industri yang umumnya berasal dari teknik mesin memang berfokus kepada bagaimana meningkatkan proses manufaktur sehingga meningkat produktivitasnya.Pada masa awal ini, perekayasa industri sadar bahwa pendekatan mekanistis (mechanical approach) memiliki keterbatasan maksimum peningkatan produktivitas yang bisa diraih, sehingga mereka beralih ke pendekatan yang multi perspectif namun terintegrasi dengan menggunakan singkatan sederhana 5M: manusia, mesin, material, metode dan money. Lanjutkan membaca “Apa itu Service Systems Engineering (SSE)?”

Kuliah-kuliah Pada Tahun Pertama di Teknik Industri UI

Perhatian: Penjelasan ini adalah untuk membantu anda memahami bagaimana kuliah-kuliah yang dirancang di teknik industri berketerkaitan sedemikian rupa untuk membangun kompetensi sebagai seorang Sarjana Teknik Industri. Secara khusus, bagian ini merefleksikan kurikulum yang berjalan di Teknik Industri Universitas Indonesia, yang sangat mungkin berbeda dengan kurikulum yang akan anda jalani di Perguruan Tinggi Anda. Perlu juga anda ketahui bahwa perancangan kurikulum Teknik Industri UI bergantung kepada penterjemahan tentang dan Persepsi Bidang Kerja sesuai dengan studi alumni yang dilakukan TIUI.

Bagi mahasiswa bimbingan akademis saya, pasti sudah mendapatkan email penjelasan berikut ini, jadi anggap saja sebuah pengulangan yaa, biar nggak lupa.

Semester 1&2 masih merupakan tahun dasar keteknikan (Kalkulus, Aljabar Linear, Dasar Komputer, Fisika Mekanika dan Panas) dan Universitas (seperti MPK, Bahasa Inggris, Seni Olahraga, Agama dll) yang kebanyakan dikelola oleh Fakultas, dasar dasar teknik industri sudah mulai diajarkan(Pengantar Teknik Industri, Statistik dan Probabilitas, Menggambar Teknik, Pengantar Ilmu Ekonomi & Bisnis, Pengetahuan Bahan).

Lanjutkan membaca “Kuliah-kuliah Pada Tahun Pertama di Teknik Industri UI”

Tes 3 Menit

Catatan Awal: Bagi mahasiswa TIUI, Tes 3 Menit yang saya bahas disini bukan konsep ujian yang anda telah anda dengar atau anda lalui, tetapi sebuah konsep pendekatan yang perlu anda ketahui dan kembangkan dalam berkomunikasi tentang masalah dan pemecahan masalahnya.

Tes 3 Menit atau sering dikenal oleh para konsultan sebagai “the 3 minutes elevator test” adalahsebuah konsep agregasi apa yang telah kita dikerjakan dan kita usulkan kepada klien kita seandainya kita hanya diberikan waktu 3 menit. Waktu 3 menit ini diibaratkan adalah waktu yang ada ketika kita naik elevator dari lantai atas tempat presentasi ke tempat parkir klien kita. Illustrasinya begini, jika anda adalah konsultan yang mendapatkan suatu tugas dari klien, setelah sekian bulan bekerja keras untuk mengumpulkan data, interview, mengolah data, mengurusi politik kantor, melalui pembantaian awal pada presentasi awal didepan rekan tim kerja perusahaan, sehingga pada akhirnya anda diberikan kesempatan untuk mempresentasikannya didepan the big boss. Anda sudah bergadang dari kemarin, menyiapkan presentasi lengkap dengan video animasinya, dengan suara stereo surround, dengan lagu jingle dsb, kemudian ketika sang boss masuk ruangan, dan anda sudah siap untuk menunggu diberi waktu, tiba-tiba sang boss, tanpa sempat duduk, meminta maaf kepada semua peserta bahwa presentasi harus ditunda karena dia dipanggil oleh presiden untuk dicalonkan jadi menteri. Boss menyadari bahwa keputusan harus segera diambil, untuk itu dia mengajak anda turun bersama-sama dia ke tempat parkir melalui ke lift pribadinya (elevator). “Saya tidak punya waktu banyak, tolong jelaskan secara singkat apa yang anda usulkan kepada saya, hingga kita sampai ke tempat parkir”

Apa yang anda lakukan?

Lanjutkan membaca “Tes 3 Menit”

Have you asked a good question today?

Dalam kuliah yang saya kelola beberapa waktu yang lalu, tiba-tiba dalam diskusi bersama di kelas tersebut saya tergelitik pertanyaan kepada mahasiswa saya, “Siapa di antara anda, selama masa kuliah 3 tahun terakhir, tidak pernah mengajukan pertanyaan didalam kelas?” dan sangat mencengangkan hampir lebih 50% kelas menunjukkan muka terkejut dan takut untuk mengangkat tangan. Dari pengalaman saya mengelola kelas, harus diakui bahwa ketika saya menanyakan “apakah ada yang mau bertanya?” hanya muka-muka yang itu-itu saja yang mengajukan pertanyaan. Apalagi dalam kelas saya yang berbahasa inggris, tidak ada muka yang tampak.

Pertanyaan adalah menunjukkan bahwa pikiran anda sedang mengolah sesuatu, dan menemukan ada beberapa hal yang tidak cocok satu dengan yang lain, ada yang tidak anda pahami, atau menimbulkan kebingungan. Sehingga bingung dalam sebuah kelas selalu saya pandang positif, karena berarti terjadi proses pemikiran.

Secara keseluruhan dosen-dosen anda adalah orang-orang yang pasti memiliki pengalaman yang lebih banyak, tetapi kita menggunakan slide terbatas yang kita siapkan sebelumnya karena ketika mengajar karena kita takut melupakan materi yang wajib diajarkan. Ketika anda bertanya, itu menimbulkan pemicu didalam pengalaman atau pengetahuan yang tidak akan dikeluarkan karena lupa atau tidak sadar bahwa itu berguna atau berkaitan dengan materi. Pasti ada beberapa dosen anda yang bisa menjadi tambang pengetahuan, tetapi anda harus “memukulnya” untuk mendengarkan suaranya.

Bagaimana caranya mendapatkan pertanyaan yang bagus? Beberapa ide berikut

Lanjutkan membaca “Have you asked a good question today?”

Tips Problem Statement (Bg. 2)

Susunlah Problem Statement dalam bentuk pertanyaan

Pertanyaan ibarat sebuah "lubang" di dalam rumah anda, lubang itu "menarik" anda untuk untuk mengisinya, karena memandang lubang itu pasti membuat anda kesal karena memprediksi nanti ada yang kesandung. Jika seseorang bertanya kepada anda, maka anda akan berpikir untuk menjawab pertanyaannya. Artinya, pertanyaan membuat kita berpikir

Sebuah problem statement yang berbentuk pertanyaan akan memfokuskan solusi yang ingin anda dapatkan.

Apakah anda ingin mendapatkan cara? Gunakanlah kata tanya How – Bagaimana caranya?, apa langkah yang harus dilakukan?

Apakah anda baru ingin mendapatkan pemahaman lebih dalam? Gunakanlah kata tanya Who, When dan Where – Dimanakah? Siapa saja yang berperan? Kapan?

Apakah anda ingin mencari penyebabnya? Jika ya, gunakanlah kata why – Mengapa? Kenapa? Apa penyebabnya? Apa akibatnya? Dalam ilmu kualitas dalam mencari akar permasalahannya anda disarankan menanyakan "Mengapa" sebanyak 5 tingkat untuk setiap mengapa pada tingkat pertama.

 

Cobalah cari definisi dari setiap kata kunci yang akan anda gunakan dalam problem statement

Apa arti kata "analisa", apa arti kata "sasaran", apa arti beda "target" dan "tujuan" dst. Di google biasanya kita bisa menggunakan perintah "define:" walaupun hanya untuk bahasa inggris

Dengan mencari definisi dari sebuah kata atau menghighlight perbedaan definisi terkadang memberikan ide menyusun problem statement.

Selain itu juga akan menghindari terjadinya perbedaan interpretasi dari problem statement yang anda tuliskan. Kata "target" dan "tujuan" sering diartikan sama, padahal secara definisi berbeda. Try find "define: target" dan "define: aim"

Tips Tambahan Lain

  • Problem Statement bukanlah statement yang menyatakan ketiadaan sesuatu merupakan sebuah problem. Seolah-olah kesannya ketiadaan solusi anda merupakan masalah, dan solusi anda menjawab permasalahan tersebut. Misalnya ketidakadaan skedul pembelian yang baik merupakan sumber permasalahan, jadi butuh skedul. Problem Statement seperti ini terkesan anda dari awal sudah memiliki praduga bersalah dan tidak mulai dari kertas kosong bersih.

Apa itu Kompetensi?

Tulisan ini merupakan serangkaian tulisan, dalam rangka mendefinisikan Standard Kompetensi Lulusan Teknik Industri, yang diamanatkan oleh UU Sistem Pendidikan Nasional.

Dulu ada senior saya yang menterjemahkan kompetensi menjadi ke”bisa”an. Penterjemahan ini menarik, karena “bisa” melakukan suatu tugas memang merupakan salah satu bukti bahwa anda memiliki kompetensi dalam melakukan tugas tersebut. Tetapi “bisa” merupakan sebenarnya merupakan penilaian dari kompetensi, bukan kompetensi itu sendiri.

Untuk bisa melakukan sesuatu di dalam dunia pendidikan kita mengenal yang disebut kombinasi dari KSA (Knowledge Skills dan Attitude) – PKS (Pengetahuan Keterampilan dan Sikap). Kemampuan untuk meramu KSA sehingga bisa diimplementasikan untuk melaksanakan tugas merupakan kompetensi. Saya pribadi lebih menyukai istilah KSB (Knowledge Skill Behavior) atau PKP (Pengetahuan Ketrampilan Perilaku) karena perilaku merupakan perwujudan nyata dari attitude atau sikap.

Kebutuhan akan sebuah kata kompetensi sebenarnya adalah lahir dari kebutuhan bagian sumber daya manusia untuk mendapatkan sebuah deskripsi abstrak terhadap ramuan KSB dalam kerangka sebuah tugas atau pekerjaan tertentu. Harus diakui, tidak pernah ada sebuah tugas atau pekerjaan yang tidak mengandung unsur KSB. Anda menghitung uang saja misalnya, ada unsur kejujuran disitu yang merupakan sebuah perilaku atau sikap. Lanjutkan membaca “Apa itu Kompetensi?”

Tentang Tujuan dan Apa yang bisa dipelajari di Kerja Praktek di Teknik Industri

Materi blog ini bagi mahasiswa TIUI yang sering bertanya kepada saya tentang Kerja Praktek di Teknik Industri UI. Materi ini adalah pendapat pribadi, bukan merupakan arahan institusi.

Kerja praktek merupakan mata kuliah yang dosennya adalah 2, dosen pembimbing skripsi anda dan lingkungan kerja praktek anda (termasuk didalamnya adalah pembimbing lapangan serta teman2 anda selama disana nantinya). Desain awal dari kerja praktek adalah untuk memberikan gambaran dunia kerja yang diminati oleh mahasiswa sehingga sisa 1 tahun anda kuliah anda bisa mempersiapkan diri untuk terjun ke dunia kerja (baik sebagai pegawai maupun lebih baik lagi sebagai teknopreneur). Tentunya karena anda juga “merepotkan” perusahaan/organisasi dimana anda akan kerja praktek, maka anda juga diminta berkontribusi positif disana sehingga ada batas minimal SKS yang dibutuhkan untuk bekerja praktek. Batas minimal ini untuk memastikan anda memiliki pengetahuan minimal sebelum anda kerja praktek.

Karena fungsi utamanya adalah untuk mengenalkan dunia kerja, maka sebenarnya selama bekerja anda sebaiknya “jalan-jalan” – membuka mata tentang bagaimana dunia bekerja itu sesungguhnya. Mungkin anda ditempatkan dibawah suatu divisi, pelajarilah divisi itu, tetapi dengan status “innocent” sebagai mahasiswa, anda bisa berjalan-jalan mencari pengalaman di divisi/bagian lain. Apa saja yang sebaiknya anda pelajari?

  • Bagaimana etos orang bekerja? Jika anda bekerja disini, apa ilmu TI yang bisa anda terapkan (bukan berarti jika ada di divisi marketing, hanya ilmu marketing loh, bisa ilmu lainnya)? Bagaimana jenjang karir bekerja disini? Bagaimana penilaian kinerja individu dan organisasi ditetapkan dan dievaluasi?
  • Bagaimana sebuah organisasi mencapai tujuannya? Bagaimana mereka membagi divisi kerja? – berdasarkan fungsi atau klien atau yang lain
  • Bagaimana satu divisi dg divisi lainnya saling bekerja sama dan berkoordinasi?
  • serta pertanyaan-pertanyaan TI lainnya yang bisa membuat anda sibuk selama KP (jadi jangan ngelamun aje yeee)

Berdasarkan konsep diatas maka beberapa pertanyaan yang sering diajukan dengan sendirinya bisa dijawab, seperti

  • Apakah jenis perusahaan (jasa/manufaktur, consultant, banking etc.) harus kita perhatikan?

Tentunya karena kamu diharapkan untuk belajar bekerja di organisasi yang kamu inginkan untuk bekerja, maka tentunya jawabannya adalah iya. Paling tidak organisasi tersebut memiliki dasar proses yang sama dengan organisasi yang kamu inginkan. Mengingat bidang kerja Alumni TIUI yg luas maka hampir tidak ada batasan dimana kamu bisa kerja praktek.

Tentunya skala organisasi dan popularitas juga perlu menjadi perhatian, karena tempat kerja praktek anda tentunya akan masuk ke dalam resume anda. Semakin kompleks dan populer organisasi, biasanya juga akan menjadi nilai tambah. Skala organisasi adalah bicara tidak hanya jumlah orang yang bekerja tetapi juga secara geografis (bisa saja pegawai cuma 50 tetapi menggurita ke seluruh indonesia atau dunia), atau omset dsb.

  • Apakah topik proposal dalam skripsi penting?

Tentunya topik menunjukkan keminatan anda ingin ditempatkan seandainya organisasi yang dituju memiliki fungsi yang luas. Di sisi lain, bagian yang akan menempatkan anda (SDM/HRD atau Humas) tentunya perlu mengetahui apa yang anda bisa dan ingin dimana. Kata bisa ini menunjukkan bahwa tidak boleh hanya asal pilih, tetapi tidak ada kemampuan dasar dibidang tujuan, karena pasti kamu diminta untuk berkontribusi. Dengan luasnya bidang kerja TI maka tentunya organisasi perlu tahu kamu bisa apa.

Ada yang berpendapat yang penting perusahaannya dulu baru topik, ada pula sebaliknya.  Saya lebih suka memandangnya 2-2 penting.