
Dalam konsep revolusi industri 4.0 yang sedang menjadi pembicaraan hangat saat ini, ada 2 teknologi yaitu data mining dan artificial intelligence (AI) yang dianggap akan merevolusi industri di masa datang. Perusahaan raksasa teknologi, Google, baru-baru ini menemukan berbagai revolusi teknologi berbasis AI yang bahkan bisa mengemulasikan suara manusia untuk menelepon sebuah restoran untuk memesan tempat, tanpa disadari oleh si penerima telpon bahwa dia sedang berbicara dengan komputer.
Jargon teknologi ini, dimana Google akan lebih mengenal anda dibandingkan anda sendiri, akan benar adanya. Google akan mengambil data apa saja yang anda baca dan minati, dimana saja anda sering bepergian dan berapa lama anda disitu, siapa saja kawan anda dan seterusnya. Dan sebagai sebuah entitas bisnis maka dia akan memberikan anda iklan relevan atau berita relevan supaya anda terus menggunakan layanan Google. Dengan teknologi terbaru, google berharap tidak hanya melayani anda, tapi “mengantisipasi” anda ingin melakukan apa.
Relevan adalah kata kuncinya. Untuk menentukan relevansi maka Google tidak mungkin menugaskan satu orang untuk mengikuti anda untuk mengerti anda, dia akan menciptakan algoritma AI yang akan membaca data anda yang sangat banyak (dari apa yang anda klik, sampai berapa lama anda membaca sebuah artikel, posisi anda di google maps dsb).
Disinilah mengapa judul artikel ini adalah terjebak nostalgia. Kenapa nostalgia? Karena algoritma membaca data historis, yaitu dalam bahasa romansa, adalah nostalgia. Mirip dengan pelajaran peramalan, kita bisa menarik garis lurus proyeksi masa depan dengan memplot data masa lampau. Artinya terjebak algoritma adalah terjebak Nostalgia.
Lanjutkan membaca “Terjebak Nostalgia … (baca: Terjebak Algoritma)”

