Apa itu teknik industri ?

Terdapat banyak sekali perdebatan dikalangan institusi pendidikan teknik industri tentang apa itu teknik industri, yang sebenarnya timbul akibat dari keluwesan dari penjabaran keilmuan teknik industri yang sebenarnya merupakan kekuatan dari keilmuan teknik industri. Blog ini mencoba untuk menjelaskan tentang penterjemahan konsep teknik industri di universitas indonesiayang menjadi dasar pengembangan kurikulum di Teknik Industri Universitas Indonesia. Konsep ini dapat secara lengkap anda akses pula di www.ie.ui.ac.id (website resmi Departemen Teknik Industri UI)

Teknik industri merupakan pencabangan keilmuan teknik yang berasal dari Amerika Utara. Itulah sebabnya di negara-negara eropa atau persemakmuran (commonwealth) anda tidak akan menemukan teknik industri, tetapi lebih spesifik lagi menjadi teknik manufaktur (manufacturing engineering) atau teknik manajemen (engineering management). Secara historis, teknik industri merupakan pencabangan dari keilmuan teknik mesin yang pada awalnya berfokus kepada bagaimana mengelola tidak hanya mesin-mesin manufaktur tetapi secara lebih makro: sebuah sistem manufaktur sebagai sebuah sistem terintegrasi. Mengingat pada saat itu memang dibutuhkan seorang ahli yang tidak hanya mengerti konsep dasar permesinan tetapi juga sanggup mengelola aliran produsi, penjadwalan, biaya dan lain sebagainya yang dibutuhkan untuk mengelola sebuah sistem manufaktur.

Secara definisi keilmuan teknik industri adalah

Industrial Engineering concerned with the design, improvement and installation of integrated systems of people, materials, equipment and energy …

… It draws upon specialized knowledge and skill in the mathematical, physical and social sciences together with the principles and methods of engineering ..

.. to specify, predict and evaluate the results to be obtained from such a system

Definisi ini diambil dari asosiasi profesi teknik industri dunia Institute of Industrial Engineering (IIE) – www.iienet.org

Definisi ini saya bagi menjadi tiga bagian utama untuk memudahkan penjelasannya:

Bagian 1: Teknik industri berfokus kepada perancangan, peningkatan dan instalasi dari sistem terintegrasi yang terdiri atas manusia, material, peralatan dan energi …

Bagian ini mendeskripsikan 3 peran utama yang harus dilakukan seorang teknik industri yaitu merancang, meningkatkan dan menginstalasi sebuah sistem terintegrasi.

Kita mulai dari sistem terintegrasi.  Dalam definisi ini dijelaskan bahwa sebuah sistem terintegrasi pasti memiliki minimal 4 komponen (sub-sistem) yaitu manusia, material, peralatan dan energi. Ini berarti semua sistem yang memproduksi atau meningkatkan nilai tambah baik berupa barang maupun jasa adalah obyek yang dikelola oleh teknik industri. Ini karena hampir semua sistem pasti memiliki ke-4 unsur tersebut.

Terintegrasi menunjukkan bahwa interaksi yang terjadi dari ke-4 unsur tersebut bermuara kepada sebuah perilaku sistem yang lebih dari hanya penggabungan sederhana ke-4 unsur tersebut. Seorang manusia adalah sebuah sistem terintegrasi yang menjadi manusia karena semua sub-sistemnya berinteraksi sedemikian rupa. tetapi jika dimasa yang akan datang kita bisa mendesain tubuh manusia dari komponennya kemudian menyatukannya apakah akan menjadi manusia?

Variasi yang terjadi dalam pendidikan teknik industri didunia biasanya bersumber dari pendefinisan sub-sistem dalam sebuah sistem (bisa lebih banyak dari 4 sub-sistem) serta perbedaan penekanan terhadap sub-sistem mana yang diperdalam pemahamannya. Tetapi semuanya pasti memiliki minimal 4 sub-sistem ini sebagai dasar. Untuk melihat perbedaan ini silahkan berkunjung ke www.ie.ui.ac.id (dibagian IE @ UI) untuk melihat bagai TIUI membagi sistem industri kemudian menterjemahkannya kedalam kurikulum yang bernuasa “back to basic“.

Merancang menunjukkan kemampuan untuk secara kreatif mengkombinasikan pengetahuan yang telah dimiliki kedalam sebuah rancangan sistem. Sistem yang paling klasik yang dirancang adalah sebuah sistem produksi manufaktur, baik hanya sebuah 1 line produksi atau lengkap 1 buah pabrik. Tetapi pada kenyataannya, sistem disini dapat berupa pula sebuah sistem solusi integratif (integrated solution systems), yaitu rancangan solusi yang “khas TI”: rancangan yang multi-perspective, multi-disiplin, multi-approach dan multi-dimensi. Solusi yang multi inilah yang menjadi kekuatan TI. Disinilah letak kemampuan integratif, yang membuat banyak lulusan teknik industri bekerja pada bidang konsultasi.

Meningkatkan dapat diterjemahkan sebagai manajemen. Pakar manajemen mengatakan bahwa ada beda antara administrasi dan manajemen. Administrasi berorientasi untuk mengerjakan hal yang sama terus menerus secara tepat aturan, sedangkan manajemen bermakna ada peningkatan yang harus dilakukan. Berdasarkan definisi ini tentunya manajemen menunjukkan kemampuan untuk melakukan pemecahan masalah, karena inti dari peningkatan adalah kemampuan memecahkan masalah. Ini mencakup kepekaan mengidentifikasikan masalah, kemampuan analisa dengan berbasis data menggunakan ilmu statistik, berfikir sistem dan lain sebagainya yang berguna dalam memecahkan masalah.

Menginstalasi menunjukkan kemampuan untuk melakukan pendefinisian langkah-langkah yang dibutuhkan untuk melakukan instalasi terhadap rancangan sistem. Menginstalasi membutuhkan ilmu manajemen proyek, walaupun manajemen proyek untuk teknik industri tentu berbeda dengan teknik sipil.

Menginstalasi memaksa seorang teknik industri untuk berfikir jauh kedepan dalam merancang dan meningkatkan sistem. Dalam 7 kebiasaan manusia efektif, konsep ini dikenal sebagai mulailah dari hasil akhir yang diinginkan (Begin With the End in Mind). Penterjemahan konsep ini contohnya adalah design for maintenance, design for manufacture, design for six sigma dsb. yaitu sebuah konsep perancangan yang sudah memasukkan unsur kemudahan pemeliharaan, pembuatannya bahkan pengontrolan kualitasnya sehingga produk dapat lebih cepat diterima oleh pasar dalam kualitas optimal.

Bagian 2: .. untuk ini dibutuhkan pengetahuan dan keahlian dalam bidang matematika, fisika dan ilmu-imu sosial serta prinsip dan metodologi teknik/rekayasa ..

Bagian ini menunjukkan kebutuhan keilmuan dasar untuk mendukung peran seorang teknik industri dan penegasan bahwa teknik industri walaupun erat dengan ilmu sosial masih merupakak bidang teknik. Itulah sebabnya dalam kurikulum teknik industri tahun pertama sarat dengan kuliah-kuliah dasar keteknikan seperti kalkulus, aljabar linear, fisika, kimia dan sebagainya, walaupun muatannya tentunya disesuaikan dengan kebutuhan dari teknik industri.

Prinsip dan metodologi teknik/rekayasa adalah penekanan pada aspek desain, prototyping dan membangun sistem (develop=engineer) yang merupakan ciri khas bidang ilmu teknik. Jika ahli teknik lain membangun sistem nyata (tangible) seperti jembatan, bangunan, mesin dsb, maka ahli teknik industri memiliki tugas yang lebih berat, yaitu membangun yang nyata (pabrik atau proses produksi) tetapi pada saat yang sama membangun yang tidak nyata (intangible) seperti sistem penilaian kinerja, sistem pengembangan SDMnya, perhitungan activity based costingnya, jadwal pemeliharaanya, dsb. Jadi kerjaannya malah lebih berat.

Bagian 3: .. untuk menspesifikasikan, memprediksi dan mengevaluasi hasil yang diperoleh dari sebuah sistem terintegrasi.

Bagian 3 merupakan sebuah konsekuensi yang logis dari penterjemahan bagian 1 dari definisi teknik industri, yaitu 3 peran utama teknik industri tentunya akan menciptakan sebuah sistem baru atau sistem perbaikan dengan kinerja yang lebih baik. Ini berarti perbaikan atau perancangan harus berorientasi kepada fakta dan data.

Ada 3 permasalahan dalam kinerja, yaitu bagaimana menspesifikasikan kinerja, memprediksi kinerja yang telah dispesifikasikan dan bagaimana mengevaluasinya.

Menspesifikasikan: Kinerja harus dispesifikasikan di awal sebuah perancangan atau peningkatan sistem, karena setiap pihak bisa jadi memiliki perbedaan persepsi terhadap arti kinerja. Seorang ahli keuangan mengatakan kinerja baik dari sebuah sistem adalah penghematan biaya, seorang marketing mengatakan kinerja baik berarti memenuhi kebutuhan pelanggan, seorang manajer produksi mengatakan kinerja baik adalah kesesuaian dengan standard produk. Semua kinerja ini tidak ada yang salah, tetapi semua kinerja ini bisa saling bertentangan dan berakibat sistem tidak akan kemana-mana, sehingga perlu diselaraskan.

Menspesifikasikan, juga berarti seorang teknik industri harus menentukan indikator, cara mendapatkan indikator, merancang cara mencari data, menentukan alat yang digunakan untuk mengukurnya, frekuensi pengukuran dsb.

Memprediksi: setelah dispesifikasikan, tentunya ketika merancang atau meningkatkan sistem kita sudah bisa mendapatkan semacam gambaran bagaimana sistem tadi berfungsi nantinya dan bagaimana kinerjanya. Artinya, kinerjalah yang menjadi patokan anda dalam memperbaiki dan merancang sistemnya, bukan berdasarkan feeling atau malah tidak memiliki dasar sama sekali (hanya karena pengin aja)

Mengevaluasi: tentunya setelah sistem diperbaiki atau dirancang dan diinstalasi, maka kita perlu melakukan evaluasi secara riil terhadap kinerja yang telah dirancang pada saat awal. Jika kinerja telah dispesifikasikan dengan baik pada saat awal, maka pada langkah ini dijalankan pengevaluasian kinerja. Tentunya hasil dari evaluasi akan menjadi umpan balik dalam perbaikan berikutnya.

 

Engineer_vs_IE

(image from www.iienet.org)

Memudahkan vs Menganggap Mudah

Kata mudah yang diinggriskan sebagai simple ternyata memiliki banyak sekali varian:  Simply, Simplify, Simplification dan Simplicity

simple – opposite of complex, easy – mudah berarti lawan kata dari rumit

simply – merely: and nothing more – hanya – tidak lebih – kata-kata ini memiliki kesan menganggap mudah (menggampangkan)

simplify – make simpler or easier or reduce in complexity or extent – mengurangi kerumitan, memudahkan

simplification – reduction: the act of reducing complexity – usaha untuk mengurangi kerumitan

simplicity – the quality of being simple or uncompounded – atribut kualitas akibat kemudahannya

Harus menjadi tujuan dari semua perancang sistem untuk merancang sebuah sistem yang memiliki nilai simplicity dalam penggunaannya. Apalagi saat ini telah terjadi pergeseran pandangan pasar dan publik tentang kebutuhan akan kemudahan. Pada masa yang lalu, kecanggihan teknologi dilambangkan dengan fitur yang lengkap dan berarti sebuah alat/media kontrol yang canggih pula, tetapi ternyata menimbulkan kerumitan tersendiri untuk menggunakan kontrol ini. Pada masa kini kita mengenal Apple iPod dan produk lainnya yang mengedepankan kemudahan kontrol sebagai nilai jualnya, walaupun dengan tingkat teknologi yang sama atau lebih rendah.

Perbedaan Besar Memudahkan dan Menggampangkan

Tetapi ada perbedaan besar antara memudahkan dan menganggap mudah (meng-gampangkan):

Memudahkan merupakan sebuah usaha besar dan terstruktur dan beorientasi kepada penggunanya untuk mengurangi kompleksitas yang dirasakan penggunanya. Pengurangan kompleksitas dimata pengguna sebenarnya akan menambah kompleksitas bagi perancangnya.

Memudahkan tidak bisa dimulai dengan mengganggap mudah karena mengganggap mudah memiliki makna: “tidak usah terlalu dipikirkan deh”, padahal kebutuhan berfikir untuk mengurai kompleksitas sangatlah penting.

Kita sebagai perancang sistem harus berhati-hati terhadap kecenderungan penggampangan sebuah permasalahan atau perancangan karena bisa menjadi boomerang terhadap sistem kita nantinya.

Tetapi bagaimana karena mudah, produk kita dianggap tidak berkualitas?

Memang disisi lain dimata pengguna atau klien, kita harus menunjukkan bahwa kesimpulan desain yang kita dapat bukanlah karena tidak berkualitas tetapi telah melalui sebuah proses yang terstruktur. Kalau sistem tersebut memiliki unsur teknologi maka tetap kadar teknologi tidak boleh lebih rendah dibandingkan produk lain yang setara. iPod tidak akan sepopuler sekarang jika tidak ada dorongan promosi yang cukup. Dan apa yang mereka promosikan? Kami memiliki teknologi canggih yang sama (bahkan lebih) tetapi kami lebih mudah untuk digunakan.

Samakan unsurnya tetapi mudahkan penggunaannya

Simplicity is the ultimate sophistication (leonardo da vinci)

Operational Excellence (Operasional Unggul)

Saat ini sedang beredar sebuah kosa kata baru yang dikenal sebagai operations/operational excellence. Kosa kata ini memang dipopulerkan terutama oleh perusahaan konsultasi. Tetapi apa dan bagaimana sebenarnya operation excellence? Perlu diketahui memang IIE (Institute of Industrial Engineering) sendiri memiliki satu konferensi tahunan yang sejak beberapa tahun terakhir diberi nama dengan operation excellence, sebagai pengembangan dari lean conference. (please visit www.iienet.org)

Kata efisiensi dan efektivitas merupakan 2 kata yang selalu menjadi idaman seluruh manajer operasi didunia. Sebuah operasional yang dikatakan efisien dan efektif akan tidak memiliki sumber daya yang terbuang atau tidak terpakai didalam setiap operasinya. Untuk itulah operation excellence dianggap merupakan pengembangan dari konsep lean management (manajemen ramping-sehat), karena tidak adanya waste (sisa) yang tidak berguna.

Bedanya apa dengan lean? Dari skala dan kekuatan sinkronisasi antar element. Lean berfokus kepada kegiatan (proyek) yang mencoba untuk mendapat titik efisiensi tertinggi (skala mikro) sedangkan operation excellence berbicara kepada skala makro yaitu tidak hanya berfokus kepada proyek-proyek tetapi menghubungan secara rantai kontribusi satu proyek terhadap keseluruhan mata nilai yang memberikan nilai (whole value added process).

Apakah berarti jika seluruh proyek lean di perusahaan dikumpulkan maka kita bisa menyebutnya sebagai operation excellence? seharusnya tidak, karena konsep operational excellence memiliki unsur “breakdown” yaitu dari suatu target dibagi-bagi menjadi proyek-proyek efisiensi yang saling berkaitan dan “top-down” bahwa proyek-proyek yang diusulkan memiliki korelasi terhadap target operational excellence.

Apakah operation excellence harus menggunakan lean approach? Ya dan tidak. Anda harus memahami dahulu konsep value adding chain yang notabene sangat ditekankan di Lean Management, tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa tentunya sangat naif bagi kita untuk berfikir bahwa untuk memperbaiki atau meningkatkan sesuatu hanya ada satu pendekatan saja. Six Sigma, 7 Steps of QI, Human Factors Improvement yang merupakan ilmu yang diajarkan di Teknik Industri tentunya juga bisa berkontribusi terhadap operation excellence.

Apa hubungan operation excellence dengan world-class operations? Saya tidak tahu, tetapi menurut saya keduanya sebenarnya adalah barang yang sama hanya operation excellence bicara proses, sedangkan world-class operations bicara tentang tujuan/target. Tahun 90-an kita dibombardir dengan istilah world class service, world class operations, world class manufacturing, tetapi ketika dijabarkan ternyata memiliki banyak sekali versi tergantung dari penulisnya. Secara umum, semua versi bicara tentang ciri-ciri sebuah world class company untuk menginspirasi organisasi “biasa” untuk mencapainya.

Tentang Skripsi di Teknik Industri UI

Bagian ini khusus untuk menjawab berbagai macam pertanyaan yang diajukan kepada saya mengenai topik skripsi di Teknik Industri UI. Bahasa kerennya adalah Frequently Asked Questions (FAQ) untuk Skripsi di TIUI

Yang perlu diingat dalam ketika membaca artikel ini bahwa tulisan ini adalah merupakan pendapat pribadi dan bukan merupakan sebuah kebijakan institusi.

Disarankan pula bagi mahasiswa harus tetap mencari tahu dan mempertimbangkan preferensi pribadi dari dosen-dosen penguji anda nantinya baik di fase seminar maupun di fase ujian skripsi sebagai sebuah strategi persiapan pribadi anda. Informasi dapat anda dapatkan dari senior anda yang telah melewatinya atau dengan berdiskusi langsung beberapa waktu sebelum ujian dimulai (ketika menyerahkan buku skripsi untuk diuji misalnya).

Kemudian didalam artikel ini tidak dibahas dan tidak akan dibahas proses administrasi skripsi, karena hal ini tergantung dari kebijakan departemen terkini yang mungkin telah berubah.

Mengenai Topik Skripsi

  • Apakah Topik Skripsi sebaiknya baru/orisinal/innovatif?

Kita berada di lingkungan pendidikan, dosen pun sangat suka, menghargai dan memberikan apresiasi apabila seorang mahasiswa bisa memberikan ilmu yang baru bagi dosennya. Pada dasarnya, secara kapasitas anda pasti lebih dari dosen anda. Inilah inti dari kenapa topik skripsi sebaiknya orisinal/innovatif.

Kata innovatif disini harus mengacu kepada suatu definisi operasional tertentu,

  1. inovasi adalah sesuatu hal yang belum diketahui oleh sebuah komunitas tertentu. komputer adalah inovasi bagi sebuah komunitas di desa terpencil tetapi mungkin menjadi hal yang biasa saja bagi komunikas kota besar
  2. inovasi bukan saja pada topik, tetapi bisa saja dari cara pendekatan yang baru atau metodologi yang baru.

Walaupun demikian ada hal yang juga harus anda perhatikan: karena sesuatu hal adalah baru sehingga secara sumber bacaan tidak akan terlalu banyak, sumber data bisa saja terbatas (karena dianggap data tersebut tidak penting sebelumnya untuk dikumpulkan), anda sendiri mungkin mengalami kesulitan untuk menjelaskannya kepada kita. Ada kasus dimana sesuatu hal yang baru tetapi tidak mudah untuk dijelaskan mendapatkan penilaian yang kurang dari penguji walaupun penguji tersebut menyatakan menghargai inovasi.

  • Adakah topik-topik skripsi yang sebaiknya dihindari?

Pertanyaan ini mengingatkan saya pada kebijakan industri di indonesia yang disebut Daftar Negatif Investasi Asing, yaitu sebuah daftar sektor atau jenis industri yang dinyatakan tertutup untuk investasi asing. Walaupun dalam bentuk yang berbeda, pertanyaan ini bisa disebut sebagai Daftar Negatif Topik Skripsi (DNTS) 😉

DNTS didefinisikan adalah topik skripsi yang berpotensi tidak akan memiliki nilai maksimal (nilai A).

Penguji juga manusia yang bisa bosan, sehingga tentunya sebuah topik yang berulang-ulang tanpa ada perbaikan yang signifikan biasanya tidak mendapatkan nilai maksimal.

Penguji juga akan melihat apakah topik ini setara dengan tugas mahasiswa, dengan beban dan kompleksitas yang diberikan dalam tugas mahasiswa TIUI saat ini tentunya berakibat kepada tingginya standard skripsi pada saat ini.

  • Apakah jika topik skripsi merupakan sebuah mata kuliah pilihan yang diajarkan, maka kita wajib untuk mengambil mata kuliah tersebut?

Ada beberapa pendapat tentang hal ini, salah satunya adalah cara terbaik untuk melakukan pencarian dasar teori adalah dengan mengikuti perkuliahannya. Salah satu hal terpenting dalam penilaian skripsi adalah pemahaman terhadap teori yang menjadi dasar dari penelitian.

Ada pula staf pengajar yang mempertanyakan kenapa anda mengambil topik skripsi tetapi tidak mengambil mata kuliah yang bersangkutan.

  • Apakah memiliki jurnal terkini yang sesuai dengan topik dan metodologi penelitian kita sangat penting?

Ada beberapa pendapat pula tentang hal ini. Sebenarnya dasar alasan kenapa jurnal menjadi penting karena diasumsikan jurnal lebih terkini (up-to-date) dibandingkan buku pegangan. Walaupun demikian, yang perlu pula dipahami bahwa jurnal tidak untuk menggantikan buku pegangan dari sisi kedalaman, pemikiran maupun kedetailan metodologi. Jadi kedua-duanya (buku dan jurnal) penting dan saling melengkapi.

  • Hal lain yang perlu dipertimbangkan dalam memilih topik skripsi?

Topik Skripsi bisa menjadi bahan “jualan” anda ketika menghadapi wawancara kerja atau membangun usaha baru. Sebagai seorang tenaga pemasaran ada 2 hal yang dapat membantu menjual suatu barang: (1) kualitas dari barang tersebut sehingga dengan sedikit usaha saja membuatnya menjadi laku keras dan (2) kemampuan anda untuk menjual sebuah barang yang biasa menjadi luar biasa tanpa harus berbohong (terlalu banyak).

Faktor yang pertama menuntut anda untuk mencari apa yang sedang trend di dunia kerja dan industri mana yang tengah berkembang dan membutuhkan sumber daya manusia baru.

Faktor kedua menuntut anda untuk memahami dan “menyenangi” topik yang anda lakukan sehingga anda mampu menunjukkan penguasaan dan antusiasme anda dalam mengerjakan topik tersebut.

Mengenai Penilaian Skripsi

Penilaian skripsi mencakup 2 bagian utama (1) konten dan (2) pembawaan materi (atau dikenal pula dengan presentasi dan tanya jawab). Konten berarti tentang kualitas topik, kualitas metodologi penelitian serta kualitas tata bahasa dan gaya penulisan. Pembawaan Materi mencakup kualitas presentasi dan kualitas argumentasi dalam menjawab pertanyaan tim penguji.

Tentang Tujuan dan Apa yang bisa dipelajari di Kerja Praktek di Teknik Industri

Materi blog ini bagi mahasiswa TIUI yang sering bertanya kepada saya tentang Kerja Praktek di Teknik Industri UI. Materi ini adalah pendapat pribadi, bukan merupakan arahan institusi.

Kerja praktek merupakan mata kuliah yang dosennya adalah 2, dosen pembimbing skripsi anda dan lingkungan kerja praktek anda (termasuk didalamnya adalah pembimbing lapangan serta teman2 anda selama disana nantinya). Desain awal dari kerja praktek adalah untuk memberikan gambaran dunia kerja yang diminati oleh mahasiswa sehingga sisa 1 tahun anda kuliah anda bisa mempersiapkan diri untuk terjun ke dunia kerja (baik sebagai pegawai maupun lebih baik lagi sebagai teknopreneur). Tentunya karena anda juga “merepotkan” perusahaan/organisasi dimana anda akan kerja praktek, maka anda juga diminta berkontribusi positif disana sehingga ada batas minimal SKS yang dibutuhkan untuk bekerja praktek. Batas minimal ini untuk memastikan anda memiliki pengetahuan minimal sebelum anda kerja praktek.

Karena fungsi utamanya adalah untuk mengenalkan dunia kerja, maka sebenarnya selama bekerja anda sebaiknya “jalan-jalan” – membuka mata tentang bagaimana dunia bekerja itu sesungguhnya. Mungkin anda ditempatkan dibawah suatu divisi, pelajarilah divisi itu, tetapi dengan status “innocent” sebagai mahasiswa, anda bisa berjalan-jalan mencari pengalaman di divisi/bagian lain. Apa saja yang sebaiknya anda pelajari?

  • Bagaimana etos orang bekerja? Jika anda bekerja disini, apa ilmu TI yang bisa anda terapkan (bukan berarti jika ada di divisi marketing, hanya ilmu marketing loh, bisa ilmu lainnya)? Bagaimana jenjang karir bekerja disini? Bagaimana penilaian kinerja individu dan organisasi ditetapkan dan dievaluasi?
  • Bagaimana sebuah organisasi mencapai tujuannya? Bagaimana mereka membagi divisi kerja? – berdasarkan fungsi atau klien atau yang lain
  • Bagaimana satu divisi dg divisi lainnya saling bekerja sama dan berkoordinasi?
  • serta pertanyaan-pertanyaan TI lainnya yang bisa membuat anda sibuk selama KP (jadi jangan ngelamun aje yeee)

Berdasarkan konsep diatas maka beberapa pertanyaan yang sering diajukan dengan sendirinya bisa dijawab, seperti

  • Apakah jenis perusahaan (jasa/manufaktur, consultant, banking etc.) harus kita perhatikan?

Tentunya karena kamu diharapkan untuk belajar bekerja di organisasi yang kamu inginkan untuk bekerja, maka tentunya jawabannya adalah iya. Paling tidak organisasi tersebut memiliki dasar proses yang sama dengan organisasi yang kamu inginkan. Mengingat bidang kerja Alumni TIUI yg luas maka hampir tidak ada batasan dimana kamu bisa kerja praktek.

Tentunya skala organisasi dan popularitas juga perlu menjadi perhatian, karena tempat kerja praktek anda tentunya akan masuk ke dalam resume anda. Semakin kompleks dan populer organisasi, biasanya juga akan menjadi nilai tambah. Skala organisasi adalah bicara tidak hanya jumlah orang yang bekerja tetapi juga secara geografis (bisa saja pegawai cuma 50 tetapi menggurita ke seluruh indonesia atau dunia), atau omset dsb.

  • Apakah topik proposal dalam skripsi penting?

Tentunya topik menunjukkan keminatan anda ingin ditempatkan seandainya organisasi yang dituju memiliki fungsi yang luas. Di sisi lain, bagian yang akan menempatkan anda (SDM/HRD atau Humas) tentunya perlu mengetahui apa yang anda bisa dan ingin dimana. Kata bisa ini menunjukkan bahwa tidak boleh hanya asal pilih, tetapi tidak ada kemampuan dasar dibidang tujuan, karena pasti kamu diminta untuk berkontribusi. Dengan luasnya bidang kerja TI maka tentunya organisasi perlu tahu kamu bisa apa.

Ada yang berpendapat yang penting perusahaannya dulu baru topik, ada pula sebaliknya.  Saya lebih suka memandangnya 2-2 penting.