Apa itu Industri 4.0?

network-2496193_640

Bayangkan anda suka memasak suatu makanan yang terkenal enak di lingkungan RT anda. Makanan ini cukup kompleks karena membutuhkan bahan makanan dan teknik memasak yang luar biasa. Lalu anda akan memasak untuk rencana acara di RT, sehingga membutuhkan volume makanan yang besar. Awalnya, anda akan memasak manual tentunya, artinya mencuci bahan makanan, mengupas – memotong dengan pisau tangan, mengulek, meracik bumbu, pre-cook, memasak, sehingga akhirnya menyajikan yang menarik secara visual.

Ternyata makanan anda dimasukkan ke sebuah media sosial, sehingga akhirnya banyak order diluar RT anda sehingga anda kewalahan untuk menerima order yang tiba-tiba meledak. Anda mulai merekrut pemasak didaerah RT kemudian melakukan pembagian pekerjaan manual (division of work) menggunakan prinsip Taylor (maaf ini jadi kok Teknik Industri banget). Anda memasuki Revolusi Industri 1.0

Karena tim anda kelelahan setiap kali anda memasak, tentu anda akan memikirkan bagaimana jika dilakukan otomatisasi di berbagai proses dan bagian? Anda membeli mesin pemotong makanan (chopper), blender, pencuci piring otomatis, microwave dan seterusnya. Setiap mesin ini tentunya dapat dipakai secara mandiri satu dengan yang lainnya sesuai dengan proses yang sedang dikerjakan namun masih membutuhkan manusia. Alhamdulillah, anda memasuki Revolusi Industri 2.0

Setelah beberapa waktu, anda melihat ada berbagai mesin baru yang bisa memberikan fitur tambahan seperti microwave yang tidak harus disetup manual, namun tinggal menekan tombol bisa secara otomatis mengatur sendiri ketika memanaskan nasi, lalu otomatis untuk daging beku dll. Ini karena adanya komputer sederhana didalam setiap mesin untuk melakukan otomatisasi. Maka anda memasuki fase otomatisasi Revolusi Industri 3.0

Nah, setelah beberapa waktu berlalu, sekarang sudah ada Lemari Es yang terkoneksi ke internet, menggunakan server di komputasi awan, membaca barcode makanan yang dimasukkan yang anda masukkan ke dalam lemari es untuk mengkoneksikan ke internet untuk mentahui jenis makanan yang dimasukkan. Setiap makanan yang dikeluarkan, akan dikurangi jumlahnya sehingga jika mencapai stok tertentu akan memesan sendiri otomatis ke online mart untuk mengirimkan bahan makanan baru sambil memberitahu anda melalui notifikasi ke HP anda. Si lemari Es juga menggunakan algorithm khusus untuk memprediksi kapan harus menghemat energi karena kebiasaan anda membuka pintu lemari es lebih sering pada jangka waktu tertentu. Lemari es memiliki insulasi panas yang baik, jadi ketika dalam kondisi tertutup dalam jangka waktu lama, energi yang dibutuhkan lebih sedikit. Maka anda memasuki fase Revolusi Industri 4.0.

Lemari Es canggih ini tentunya dirancang diatas penemuan yang lain: Komputer, Internet, Seluler, Komputasi Awan, Data Mining dsb. Melakukan interkoneksi terhadap teknologi yang ada menciptakan kombinasi sinergi sehingga mendorong pelompatan performa jika hanya menggunakan satu teknologi saja. Inilah yang ditawarkan dalam Revolusi Industri 4.0

Inti dari Revolusi Industri 4.0 dalam kacamata rekayasa sistem adalah koneksi yang menghasilkan kombinasi sinergis dari teknologi yang telah ada saat ini. Berbagai macam teknologi seperti Cloud Computing, Augmented, Simulation, Big Data, Internet of Things dsb memberikan janji integrasi yang bisa memberikan lompatan efisiensi dan efektivitas yang tidak bisa dicapai dengan hanya menggunakan satu teknologi saja. Lompatan inilah yang menjustifikasi nama “Revolusi”.

Kata Industri disini juga mengalami lompatan, dan suka dilupakan dalam penjelasan revolusi industri. Berbagai industri berberda: Industri IT, Industri Telekomunikasi, Industri Manufaktur, Industri Jasa; juga harus saling berinterkoneksi sehingga Revolusi Industri 4.0 akan tercapai. Standard Industri terhadap interkoneksi dan interfacing menjadi kunci dalam pengembangannya. Bayangkan jika standard Bluetooth tidak terjadi, maka setiap merk HP bisa saja memiliki cara berbeda-beda sehingga akhirnya tidak nyambung satu dengan yang lain.

Pemahaman kedua hal ini yang berbasis prinsip interkoneksi dalam keilmuan sistem akan menyadarkan kita tentang beberapa hal:

1. Industri 4.0 tidaklah untuk semua industri. Jika memang kebutuhan akan interkoneksi tinggi tidak ada, maka mungkin industri anda tidak membutuhkan 4.0. Ini berlaku kepada industri yang produknya relatif sederhana dan tidak kompleks. Untuk industri sederhana penerapan manajemen kualitas mungkin dapat menghasilkan hasil yang lebih baik daripada berinvestasi ke level 4.0.

2. Industri 4.0 masih bertumpu ke kemampuan manusia. Semua teknologi baru akan membutuhkan adaptasi yang harus dilakukan oleh manusia. Big Data masih membutuhkan intuisi untuk mengarahkan kemana data analytics dilakukan. Robots masih harus diprogram oleh manusia. Intinya koneksi yang dirancang dan dilakukan harus melalui manusia. Machine learning adalah hal yang luar biasa, tapi Human Learning lah yang menciptakan kreativitas. Memang pekerjaan rutin akan terganti, namun peningkatan kemampuan manusia menjadi kunci dalam Industri 4.0.

3. Industri 4,0 akan bertahap. Analisa interkoneksi lebih sulit dari analisa komponen. Banyak hal mengagetkan yang tidak diduga sebelumnya bisa terjadi ketika beberapa komponen dicoba diintegrasikan. Para pemasok Industri 4.0 juga secara pelan-pelan sedang melakukan ujicoba ke berbagai tipe industri. Industri yang memiliki margin besar dengan volume besar akan memiliki biaya modal yang tinggi sehingga mampu menjadi pemotor dalam integrasi ini, contohnya industri energi dan mineral. Tapi bagi industri lain, mungkin baru memasuki fase 3.0 atau bahkan 2.0

Tinggalkan komentar