Industrial Engineering vs Engineering Management vs Operation Management
Seorang mahasiswa saya bertanya judul diatas kepada saya karena mendengar bahwa salah satu TI di PTN terdepan Indonesia telah membuka program studi baru yaitu engineering management (rekayasa manajemen). Saya sedikit kaget mendengar ini karena setahu saya engineering management lahir bukan dari industrial engineering tetapi sebenarnya berasal dari civil engineering.
Saya mendengar istilah engineering management, ketika sedang berkuliah di Australia. Memang program studi ini hanya ada di negara-negara commonwealth (bekas jajahan inggris) dan berada dibawah civil engineering. Beberapa dosen saya waktu itu memang berasal dari program studi ini. Engineering management bersumber dari pengembangan ilmu project management yang memang kuat pada teknik sipil. Intinya adalah bagaimana mengelola project dari awal hingga akhir sehingga mencapai tujuannya. Ingat, industrial engineering lahir di AS.
Teknik Industri memiliki fokus kepada product life cycle (siklus hidup produk), dari desain produk hingga produksi serta manajemennya. Intinya sebuah produk dari lahir (awal) hingga akhirnya dikonsumsi masyarakat. Mirip yaa?
Berarti ini manajemen operasi dong pak? Lebih luas lah! karena kita harus memikirkan aspek desain dan teknologi, karena ada unsur desain produk, desain proses dan desain pabrik, termasuk desain organisasi. Untuk teknologi, kita harus bisa memahami unsur-unsur kekuatan material, gaya mekanika dsb. Kembali, karena kita harus lengkap dalam siklus produk. Manajemen operasi lebih banyak berada pada sekolah bisnis dan manajemen, seperti di ekonomi atau SBM. Contohnya di singapura, di NTU tidak ada TI, tetapi ada manajemen operasi dibawah SBM, sedangkan di NUS terdapat TI.
Jadi engineering management apa pak? Mungkin strategi jalan keluar bagi TI yang tidak ingin kehilangan “ke-manajemen-an”, walaupun kok kesannya aneh yaa, kenapa harus ngambil bidang sipil sebagai jalan keluarnya. Saya pribadi merasa bahwa langkah ini akan membuat TI yang kita kenal saat ini bisa “punah”.
Saya menjelaskan kepada mahasiswa tentang tarikan yang kuat terhadap bidang ilmu TI untuk menjadi berbasis “manufaktur”, yang akan berimbas pula kepada cara akreditasi, penilaian akreditas dan lainnya. Jadi TI yang tidak mau memilih, akan kesulitan nantinya.
Saya juga jadi teringat tentang teman saya yang memilih untuk mengambil TI di UI ketika masih menjadi program studi di Mesin, dia yakin bahwa dia bisa memiliki 2 manfaat sekaligus, menjadi sarjana mesin dan sarjana TI. Langkah ini yang diambil oleh TI UGM dengan tidak melepaskan diri dari Mesin, dan membentuk departemen bersama.
Dalam waktu dekat mahasiswa TI berarti akan memilih untuk menjadi “manufaktur” atau “jasa” , atau memilih TI atau RM sejak dari awal?
Yang saya takutkan dengan jumlah SKS yang sama dan tekanan untuk cepat lulus, apakah berarti kita akan mengorbankan keunikan kompetensi TI yang saat ini? Entahlah.

Halo. Saya mahasiswa manajemen rekayasa industri di PTN yang telah disebutkan.
Di program studi ini memang banyak bagian yang berhubungan dengan Teknik Industri. Namun, jika dilihat memang manajemen rekayasa memang berada pada bagian desain dari produk akhir (offline quality control). Penekanan desain ini lah yang membuat manjaemen rekayasa industri berbeda dengan teknik industri, khususnya di PTN ini. Di TI sendiri terdapat manajemen (planning-organizing-actuating-control), maka kurang tepat rasanya apabila mengatakan manajemen rekayasa adalah TI yang tidak ingin kehilangan sifat ke-manajemen-an. Engineering management sendiri merupakan jurusan yang lebih bersifat “engineering” di bandingkan TI di PTN tersebut, karena harus juga berurusan dengan desain dari produk (baik manufaktur, produk kimia, maupun jasa). Manajemen rekayasa industri bukanlah sebuah program studi yang bersifat sangat manajemen seperti SBM (percayalah, kami juga belajar termodinamika, kalkulus peubah banyak, dst, meskipun tidak sesulit itu). Dengan pemecahan jurusan seperti ini, diharapkan pembelajaran yang dilakukan dapat lebih fokus.
mau menambahkan, setahu saya, untuk prodi baru Engineering Management di PTN tersebut, mahasiswa jurusan tersebut bisa memilih spesialisasi ke bidang manufaktur (Teknik Mesin) / proses (Teknik Kimia).
Ini menarik, karena biasanya engineering management sendiri bisa dikatakan sebuah spesialisasi, yaitu ujungnya sebagai seorang project manager, bukan seorang manajer operasi atau manajer industri. Mungkin karena fokusnya adalah konsep EPC (Engineering Procurement and Construction) yaa, yang biasanya ada pada proyek manufaktur atau proyek instalasi kimia yang besar dan kompleks.
sebenarnya di teknik sipil itb sendiri ada mata kuliah yang bernama manajemen rekayasa, (tanpa memakai industri). sengerti saya dari pengantar dosen saya, mata kuliah ini berkutat pada manajemen teknologi yang berhubungan dengan proyek yang berhubungan dengan pembangunan.
MRI jelas beda dibanding dengan manajemen rekayasa biasa, karena konsep yang mendasari prodi ini adalah dari ilmu teknik industri (hubungan dengan siklus produk dan inovasi) sementara yang satunya adalah dari teknik sipil (hubungan dengan konstruksi dan pembangunan)
terima kasih.
saya mau menambahkan lagi, basis atau concern utama prodi ini adalah siklus produk, manajemen proyek, research and development serta inovasi. goalnya, MRI akan menjadi inisiator timbulnya suatu teknologi baru bagi suatu industri, atau bahkan menciptakan industri pecahan dari industri yang sebelumnya lewat inovasi-inovasi serta research and development.
tak heran sks mri yang saya akan lahap selama 2.5 tahun ke depan akan berkutat dengan riset pasar, analisis kualitatif, manajemen inovasi, manajemen proyek, dan semacamnya.
kiranya jika UI berminat untuk membuka prodi ini, akan menjadi langkah yang bagus, karena nantinya masalah suatu industri tak berkutat hanya dalam hal efisiensi produksi saja, tapi peran MRI sebagai ahli dalam research and development dan pencipta teknologi baru akan terasa di kemudian hari.
terima kasih sekali lagi.
Setiap PT tentunya memiliki sejarah dan rencana pengembangannya sendiri, tergantung situasi dan kebutuhan lingkungan masyarakatnya. Ada TI di Indonesia yang masih terintegrasi dengan Mesin, untuk menciptakan dan menjaga keunikannya. Ada TI yang bernuansakan teknik kimia di Sumatera, dan mungkin nanti akan ada TI di Indonesia yang terintegrasi atau bernuansa dengan Teknik Sipil, Metalurgi, Elektro dll, siapa tahu? Tergantung dari kebutuhan strategisnya.
TIUI sendiri masih berpendapat bahwa manajemen rekayasa/rekayasa manajemen (maaf mungkin terbalik-balik, aslinya engineering management), tidaklah berbeda dengan industrial engineering. Jika merunut kepada kurikulum saat ini, semua yang anda sebutkan, biasanya akan ada didalam teknik industri, walaupun kurikulum tergantung kepada PTnya, tetapi versi terakhir BKSTI kelihatannya masih ada. Aspek inovasi adalah hal yang wajib, karena engineering is about design, and design needs innovation. Kemana arah fokus inovasinya, di Teknik Industri kita mengenal konsep multiskala, yaitu produk, proses produksi, lantai produksi, organisasi, dan antar organisasi. Jadi bisa inovasi produk, prosesnya atau bahkan organisasinya yang mau dispin off.
Manajemen rekayasa di sipil, mirip sekali dengan manajemen rekayasa di teknik industri (atau teknik industri sendiri). Awalnya manajemen rekayasa diajarkan pada tingkatan master program, dengan tujuan memperkaya para perekayasa sipil (sarjana teknik sipil) untuk memahami aspek manajemen proyek secara lebih dalam sebagai seorang project manager, dan itu menyangkut semua dimensi yang tercantum dalam definisi TI (people, materials, information, equipment and energy), sehingga seharusnya tidak hanya teknologi. Jika anda browse di berbagai perguruan tinggi dunia tentang engineering management, maka yang keluar adalah berbentuk master program.
hmm, kalo menurut saya adanya prodi manajemen rekayasa industri (MRI) yang lahir dari TI adalah karena banyaknya mata kuliah TI sekarang yang lebih dekat ke manajemen.
Penjelasan mengenai kenapa MRI tidak muncul dari Teknik Sipil ialah karena di T.Sipil terfokus untuk manajemen proyek di pembangunan (gedung, jalan, jembatan), sedangkan manajemen proyek yang dipelajari oleh TI lingkupnya lebih luas untuk berbagai bidang industri 🙂