Lean Thinking in Lean Management

Ada satu perspective dalam memandang lean thinking yang saya lupa saya dapatkan dari mana, kalau tidak salah pertama kali saya mendengarnya dari guru saya ketika sekolah dulu. Pandanglah sebuah sistem manufaktur seperti aliran air, tentunya kita ingin aliran air tersebut menjadi lancar, tanpa hambatan. Kemudian kita juga ingin dengan mudah kita bisa mengatur volume air tersebut sehingga ketika kita membutuhkan air dalam jumlah sedikit atau banyak, tanpa mengganggu kelancaran air tersebut.

Menurut saya, memandang air mengalir ini memudahkan saya memahami konsep lean management yang dipopulerkan oleh buku Womack, The Machine that Changed the World.

Air mengalir dari atas ke bawah menunjukkan efisiensi dan efektivitas yang optimal dari sebuah hal yang natural terjadi akibat gaya gravitasi. Anda bisa mempercepatnya dengan memberikan tekanan tetapi jika terlalu tinggi tekanan yang diberikan maka pipa penyalur air bisa retak dan pecah. Manufaktur juga sama, jika anda terlalu memaksa kecepatan tanpa mempertimbangkan kemampuan, maka suatu saat akan terjadi kegagalan.

Tentunya untuk mendapatkan aliran yang lancar ada beberapa prinsip utama yang harus anda perhatikan.

Produksilah hanya yang dibutuhkan oleh konsumen akhir, tidak lebih dan tidak kurang. Dibutuhkan berarti memiliki nilai tinggi (value), nilai ini tidak ditentukan oleh siapapun lainnya kecuali konsumen. Bukan oleh pemilik perusahaan, pemerintah atau lainnya, tetapi oleh konsumen. Sederhana saja kalau dalam sebuah aliran air kita memberikan kerikil, padahal yang dibutuhkan adalah hanya air, apakah berarti kita telah berjasa kepada pelanggan karena memberi bonus kerikil?

Ada banyak dimensi berlaku disini, dimensi kuantitas (the right amount), dimensi kualitas (the right quality), dimensi tempat (the right place) dan the dimensi waktu (the right time – delivery).

Konsep sederhana tetapi membutuhkan kompleksitas tinggi karena berarti anda harus:

  • Secara terus menerus anda harus mengetahui apa yang diinginkan konsumen (yang cenderung berubah seiring dengan waktu) terhadap semua dimensi disebutkan diatas.
  • Anda harus menyiapkan diri dengan fluktuasi permintaan konsumen, terutama pada industri yang memiliki tingkat kompetisi tinggi. Disinilah konsep flexible manufacturing system dan toyota production system berfokus pada awalnya. Kemampuan untuk memindahkan kelebihan kapasitas ke berbagai produk yang memiliki pangsa pasar berbeda. Toyota terkenal mampu memproduksi beberapa jenis kendaraan merk toyota berbeda dalam satu line produksinya. Ditambah pula pasar Toyota yang sudah mengglobal sehingga penurunan permintaan pada suatu negara bisa diambil oleh oleh peningkatan pada negara lain. Analisa proses sangat berperan disini karena anda harus secara terus-menerus atau secara berkala mencari the right way, termasuk didalamnya mencari apakah proses tadi telah dihitung secara biaya dengan tepat (the right cost).

Pastikan tidak ada gangguan apapun dalam aliran produksi anda. Mirip air dalam sebuah selang: jika selangnya penuh lumut, benjol sana-sini nggak karuan maka otomatis aliran air akan terhambat.

Semakin sedikit dan semakin lurus jalur yang dilewati oleh air maka kecepatan air akan bertambah. Jangan sering berpindah-pindah. Buatlah operasi yang tinggi jumlah produksinya berurutan berdekatan. Jika tidak memungkinkan dipindah, bagaimana menggunakan alat-alat pemindah material (material handling equiptment) yang tepat.

Jadi Lean Management sering diartikan sebagai “The Continuing Effort to eliminate all waste

Waste yang dikenal sebagai muda dalam bahasa Jepang, awalnya dikenal terdiri atas 7 muda, bayangkan punya 1 pasangan aja terkadang sudah repot ini minta 7 pasangan. Bahasa singkatnya: produce in the right amount, the right time, the right place with the right process

  1. Overproduction : Jangan memproduksi lebih dan kurang dari yang dibutuhkan baik produksi akhir maupun produk antara. Pada industri jasa, overproduction berarti waktu, jangan memakan waktu lebih atau kurang dari yg dibutuhkan konsumen. Kecuali konsumen memang memberikan nilai lebih jika memang lebih cepat, artinya konsumen telah berubah preferensinya terhadap the right time
  2. Waiting : Jangan ada waktu menunggu buat apapun, kalau anda kebelet mau ke WC apakah menunggu menjadi opsi? . Pada industri jasa menunggu waktu login komputer, menunggu telpon diangkat atau disalurkan dsb.
  3. Excess Transportation : Kurangi jarak antar proses yang berdekatan. Pada industri jasa ilustrasi terbaik adalah birokrasi yang berbelit dan harus melewati meja-meja yang tidak memberikan nilai lebih. Proses yang harus melewati lantai-lantai kantor yang berbeda padahal sering dilakukan juga merupakan kategori ini.
  4. Excess Processing : Proseslah apa yang perlu diproses yang memberikan nilai tambah kepada konsumen akhir. Di Jasa : mengetik ulang, draft dokumen yang terlalu banyak
  5. Inventory : diberi nama uang mati, karena tidak memberikan manfaat apapun karena tidak digunakan. di Jasa: dokumen menumpuk yang nggak direview atau disetujui dsb.
  6. Motion : Saya suka mengistilahkan ini sebagai Tai Chi, gerakan kerja secukupnya dan harmoni dengan alam tapi menghasilkan efek yang luar biasa, misalnya dengan memanfaatkan gravitasi untuk memindahkan barang. Pada jasa, ini mencakup aliran di ruang kerja, rak file dsb.
  7. Defects : yaa sudah pasti ini adalah pemborosan. di Jasa ini mencakup laporan yang tidak sesuai dengan standard akibat kurang disosialisasikan standardnya.

Dari ke 7 waste diatas ada lagi versi 9 waste yang merupakan penambahan 2 aspek yang berkaitan dengan pemanfaat sumber daya yaitu untapped resources (tidak digunakan semaksimal mungkin) dan mis-used resources (tidak tepat digunakan). di jasa ini termasuk underutilized people atau background pegawai yang tidak sesuai dengan tugas yang diberikan.

Konsep, Model, Metode dan Alat dalam Manajemen Kualitas

Seiring dengan waktu, saya memandang bahwa sebuah ilmu manajemen dapat dibagi secara sederhana menjadi 4 bagian: konsep, model, metode dan alat. (silahkan baca artikel ini).

Saya menggunakan pendekatan ini dalam menterjemahkan manajemen kualitas.

Konsep

Singkatnya, konsep manajemen kualitas memiliki 3 pilar utama:

  1. Fokus kepada pelanggan (Customer Focus)
  2. Peningkatan berkesinambungan dengan berbasis fakta (Continuous Improvement Based on Facts) – yang diambil konsep Kaizen dan siklus PDCA (Plan Do Check Action)
  3. Partisipasi Menyeluruh dari semua tingkatan SDM (Total Participation)

Model

Model adalah mirip dengan Idola/Model-Acuan (Role Model). Secara pribadi kita mungkin mengidolakan orang-orang besar atau sukses, dan kita tentunya ingin banyak belajar dari mereka. Secara tidak sadar, kita membandingkan diri dengan mereka dan membuat analisa kesenjangan (gap analysis) antara diri kita dengan diri mereka. Kenapa kok mereka bisa sukses? Ciri-cirinya apa? Apakah saya memiliki ciri-ciri tersebut? Jika tidak bagaimana caranya saya memiliki ciri-ciri itu?

Dalam tatanan manajemen organisasi, kita juga mengenal organisasi-organisasi kelas dunia yang terkenal akan kesuksesannya dan dicoba dibedah dengan berbagai macam buku: Apple, Starbucks, GE, dsb. Konsep Benchmarking (Patok Duga) juga menggunakan pendekatan model, sehingga organisasi dapat memperbaiki dirinya dengan merefleksikan dirinya dengan organisasi lain. Salah satu kekuatan konsep ini adalah dari sebuah logika sederhana: kalau ada orang lain bisa kenapa kita tidak bisa. Konsep ideal terkadang nun jauh diatas awan, sehingga kita terkadang berpikir: apakah mungkin kita bisa mencapainya?

Model membantu kita untuk melihat apa yang sebaiknya kita perbaiki. Salah satu sumber model adalah standard-standard dunia seperti ISO 9000 atau MBNQA. Standard-standard dunia ini menggunakan sebuah model organisasi yang ideal untuk menjelaskan konsepnya. Untuk MBNQA misalnya mengatakan bahwa sebuah organiasi yang berorientasi dengan kualitas harus memiliki 7 ciri-ciri : Leadership; Strategic Planning; Customer and Market Focus; Measurement, Analysis, and Knowledge; Management; Workforce Focus; Process Management; dan Results. Dengan mendapatkan pengakuan ini (terlepas pro dan kontra konsep “ideal” yang diajukan), kita merasa telah mirip atau sama dengan model kita.

Metode

Metode utama dalam kualitas sebenarnya tidak berubah sejak dikenalkan di Jepang tahun 1945 yaitu adalah siklus PDCA (Plan Do Check Action). Dalam mengoperasionalkan konsep ini, kita mengenal 2 jalur utama yaitu 7 Langkah Peningkatan Kualitas Berkesinambungan atau disingkat 7 Langkah saja dan Six Sigma (saya suka membedakannya dengan jalur jepang dan jalur amerika).

Kedua konsep ini memiliki ciri yang sama dengan kekuatan dan kelemahannya, ciri yang sama adalah penekanan kepada Plan dalam keduanya.

Siklus PDCA 7 Langkah Six Sigma
Plan Topic Selection Define
  Understanding the Problem Measure
  Plan Development Analyse
Do Root Cause Analysis Improve
  Implement Improvement  
Check Confirm with Target Control
Action Standardized Results  

Alat

Alat atau Tools adalah salah satu kekuatan dalam manajemen kualitas. Alat membantu kita bekerja lebih efisien dan efektif, tergantung dari apa yang bisa dibantu dengan alat tersebut. Kita membutuhkan informasi yang lebih terstruktur dan mudah dipahami dari sebuah koleksi data, ada alat yang membantu mengolah data misalnya beberapa alat dalam 7 Tools of Quality.

Tipsnya adalah formulasikanlah kebutuhan anda dalam sebuah pertanyaan dan kira-kira jawaban apa yang anda harapkan. Jawaban ini tentunya dapat dihasilkan oleh alat tertentu. Alat terkadang memiliki metodologi mini yang harus anda kuasai

Jadi milikilah koleksi alat yang membantu anda, kuasai bagaimana menggunakannya, pahamilah manfaat, kekuatan dan kelemahannya. Ada pepatah yang mengatakan: “if you only have a hammer, everything looks like a nail“.

Tips Problem Statement (Bg. 1)

Problem Statement adalah sebuah langkah awal dalam kita memecahkan permasalahan. Pembuatan Problem Statement membantu kita untuk bisa memformulasikan ruang lingkup, menentukan fokus permasalahan dan membuat sebuah abstraksi dari kompleksitas detail dari permasalahan.

Abstraksi adalah sebuah proses dimana kita keluar dari detail pekerjaan untuk mendapatkan sebuah pemahaman makro dari hal yang kita amati. Film silat misalnya biasanya memiliki tema sederhana: balas dendam, disajikan dalam bentuk yang kompleks melalui hiruk pikuknya aksi pertarungan yang terjadi dalam film tersebut. Sinetron Indonesia sebagian besar juga sama: balas dendam atau cinta sejati, yang juga disajikan dengan bentuk seolah-olah kompleks melalui kemalangan yang bertubi-tubi, menangis disana-sini, asmara yang menggelora-menggelori dsb.

Bukan berarti abstraksi berarti anda tidak perlu melihat detail, kedua-duanya penting. Anda hanya perlu secara berganti-ganti naik dan turun dari abstraksi dan detail, dari makro dan mikro secara dinamis. Seperti sebuah bola benang kusut, abstraksi membantu anda untuk menguraikan benang kusut karena tahu ujung awal dan ujung akhirnya, tetapi anda tetap harus secara detail mengikuti alur benang tersebut. Bahkan jika mungkin, lihat lagi secara lebih abstrak: apakah kita perlu menguraikannya atau ada alternatif lain yang lebih mudah tapi murah untuk menyelesaikan kebutuhan kita akan benang? Beli benang baru aja di warung sebelah. Sebagai seorang problem solver kemampuan abstraksi dinamis seperti ini adalah kemampuan berharga yang harus anda kembangkan.

Yang juga perlu anda perhatikan adalah bahwa sebuah problem statement yang well defined adalah sebuah proses yang sebenarnya iterative (berulang-ulang secara siklus). Buatlah draft terlebih dahulu, pahami permasalahannya, perbaiki draft, konfirmasi dengan permasalahannya, perbaiki draft dst. hingga dirasakan problem statement tersebut sudah memadai. Menurut pepatah di jepang:

A Problem that is well defined, is 99% solved

Hal ini bisa terjadi karena ketika kita mendefinisikan masalah sebenarnya kita mencoba memahami permasalahannya lebih dalam, secara tidak langsung kita juga menyusun solusinya berbarengan dengan meningkatnya kesadaran kita.

Problem Statement yang tidak ada unsur problem didalamnya

Di kampus, sering saya mengajukan pertanyaan “Belum punya Pacar, apakah ini problem?” Jawabannya yang didapat biasanya 2 kubu: Nggak masalah atau Masalah. Pastikan bahwa ada unsur problem dalam problem statement.

Sebuah problem statement yang tidak terasa/terlihat problemnya, akan tidak memotivasi orang untuk mensolusikannya (lha wong tidak ada problemnya). Tambahan lainya, ternyata yang menurut seseorang adalah problem, dianggap bukan problem bagi orang lain.

Sebagai seorang problem solver, salah satu “perangkap” pemecahan masalah adalah keterlibatan emosi, yang pada batas tertentu, bisa menjebak kita dan menghambat kita untuk mendapatkan solusi terbaik. Emosi timbul biasanya karena ketidaksetujuan kita terhadap suatu konsep. Emosi juga berasal dari refleksi pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan anda.

Kata “selingkuh” secara umum menimbulkan emosi negatif karena secara umum pula masyarakat tidak menyetujuinya, tetapi jika anda termasuk yang tidak setuju, maka anda menganggap selingkuh negatif. Padahal belum tentu. Perhatikan hal ini: kata selingkuh ada deskripsi suatu kegiatan, sebagai deskripsi kegiatan maka tidak ada yang negatif atau positif, artinya netral. Positif atau negatif dilihat dari efek yang ditimbulkannya.

Tentunya untuk kata-kata yang memang mendeskripsikan hal yang negatif, hal ini tidak diperlukan, misalnya kotoran, pencurian, dsb.

Tips: tuliskanlah efek yang tidak dikehendaki dalam problem statement. Misalnya untuk selingkuh: selingkuh yang bisa merusak rumah tangga, selingkuh yang membuat anak menderita dsb. Sehingga lebih jelas problem yang akan diselesaikan.

Tips Interview dalam Bekerja

Tips Utama dalam menyiapkan diri untuk interview adalah Pakailah sepatu orang lain.

Dalam hal ini tentunya interviewer, anda harus membayangkan diri anda sebagai orang yang akan bertanya kepada anda – Apa kira-kira yang ingin dia ketahui dari anda? Jawaban apa yang kira-kira dia harapkan untuk dia dengar?

Beberapa hal yang kira-kira ingin diketahui dari anda …

Apa kelebihan anda dari kandidat lainnya? Kenapa saya harus memilih anda dibandingkan kandidat lainnya? Apakah anda memiliki standard perilaku yang sama dengan standard perilaku yang ada di organisasi saat ini? Apakah anda memiliki kualitas personal yang saya butuhkan?

Menurut teori interview, cara untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan ini memiliki 2 pendekatan yaitu interview deskripsi perilaku dan situasional. secara sederhana perbedaan pendekatan ini adalah untuk deskripsi perilaku berasumsi bahwa perilaku dimasa yang lalu akan merefleksikan perilaku pada masa yang akan datang, sedangkan situasional perilaku yang akan anda lakukan dalam suatu skenario situasilah yang memprediksi perilaku sesungguhnya.

Deskripsi Perilaku biasanya dimulai dengan menanyakan sebuah pengalaman yang dianggap mirip dengan situasi pekerjaan sesungguhnya, misal “apakah waktu kamu kuliah pernah dikejar target yang harus diselesaikan dalam 24 jam?” “Apa saja yang kamu lakukan untuk mengatasinya?” jika anda melamar ke sebuah perusahaan konsultan yang sangat erat (bahkan sudah menikah) dengan masalah kepepet waktu, maka jawaban anda menunjukkan hal yang akan anda lakukan dimasa yang akan datang. Metode ini paling sering digunakan untuk fresh graduate karena dianggap belum memiliki pengalaman kerja.

Situasional biasanya dimulai dengan sebuah penjabaran skenario yang akan dialami di pekerjaan sesungguhnya, kemudian anda diminta untuk menyusun sebuah langkah-langkah berikut alasan dan penjelasannya. Misalnya “jika kamu diminta harus menegur rekan tim kerja anda yang underperform bahkan memecatnya jika perlu, bagaimana kamu akan melakukannya?”

Dari mana pertanyaan untuk dua hal ini disusun, tentunya bagian SDM telah melakukan apa yang disebut sebagai analisa pekerjaan (job analysis). Dari sisi interviewer sendiri dia biasanya akan menggali sumber pertanyaan dari form CV atau CV yang telah anda isi atau kirimkan. Jadi pastikan CV anda memuat dengan jelas prestasi-prestasi dan kompetensi anda.

Siapkanlah modal dasar anda untuk maju ke intervew

Ciri-ciri yang sebuah kandidat yang ideal secara non-teknis adalah memiliki nilai tinggi pada kemampuan analisa, orientasi kepada prestasi, kreativitas, pengambilan keputusan, pendelegasian tugas, standard kerja yang tinggi, people management dsb. Sebelum interview biasanya hal ini dapat terlihat dari CV anda, yaitu pada bagian keaktifan organisasi, prestasi akademis dan non-akademis. Apakah anda suka mengikuti kompetisi, apakah anda terbiasa bekerja dengan orang lain (bisa dilihat dari pengalaman berorganisasi), dsb.

Jadi perbanyaklah aktivitas organisasi anda, ikutlah lomba, perluas wawasan dengan ikut seminar, pelatihan dan lain sebagainya.

Tips Berpakaian

Memang terkadang sulit nutuk menentukan bagaimana standard berpakaian dalam wawancara, apakah resmi lengkap dg jas, atau cukup dengan baju lengan pendek dan celana kain, bahkan ada di dunia programmer atau engineerin, jeans dan kaos berkerah sudah cukup. Standard paling aman untuk seorang fresh graduate adalah baju lengan panjang dg berdasi, jika ingin merasa aman bisa saja jas dibawa. Biasanya kalau menunggu interview anda bisa melihat rekan-rekan kerja yang lain atau bagaimana pegawai yang terlihat disana. Jika anda overdress, misalnya terlihat situasinya cukup casual tanpa dasi, silahkan minta ijin ke kamar kecil untuk melepaskan dasi anda dan mengganti yang sesuai.

Tips Googling

Carilah konsep konsep seperti Behavior Desciption Interview, Situational Interview, Competency Based Interview, Structured Interview, Job Analysis, Job Interview tips

Bidang Kerja Teknik Industri

Artikel ini adalah merupakan kelanjutan dari Artikel: Apa Itu Teknik Industri?

Secara klasik, mengingat lahirnya Teknik Industri adalah untuk melayani sektor manufaktur, maka bidang kerja dari lulusan teknik industri adalah pada jalur Production Officer hingga ke Director.

Deksripsi kerjanya adalah memastikan jalannya produksi dan operasi secara efisien dan efektif hingga mendapatkan sebuah sistem produksi atau operasi yang terbaik (excellence). Ini mencakup (walaupun tidak terbatas pada):

  • evaluasi standard waktu kerja: Berapa waktu sesungguhnya dalam mengerjakan suatu urutan pekerjaan yang normal, dengan menyeimbangkan antara kemampuan manusia normal dg tuntutan organisasi.
  • merancang bagaimana cara kerja manual terbaik: bagaimana memastikan sebuah desain kerja dapat mengoptimalkan kemampuan manusia dan hukum alam – memanfaatkan gravitasi misalnya.
  • merancang dan memperbaiki layout baik dari pabrik maupun stasiun kerja: Bagaimana susunan dan urutan fasilitas kerja terbaik sehingga aliran barang atau proses bisa berjalan dengan tanpa hambatan atau berbelit-belit sehingga memakan waktu yang berharga. Facility Layout and Plant Designer
  • penyusunan jadwal produksi dan pengadaan/pembelian dari setiap seluruh fasilitas produksi serta bagaimana menyimpannya: untuk memastikan bebas hambatannya proses produksi, tentunya anda harus memperhatikan bahwa semua material utama dan pendukung harus tersedia ketika produksi dilakukan. Jangan seperti masak di dapur untuk nasi goreng, ketika sudah mulai ternyata nasinya nggak cukup (atau masih dalam bentuk beras) – PPIC Officer/Manager – PPIC: Production Planing and Inventory Control.
  • menjaga tingkat operasi dari setiap sumber daya (mesin, peralatan dsb) dalam kondisi optimal melalui manajemen pemeliharaan: (Maintenance Officer/Manager)
  • menjamin mutu produk yang berasal dari mutu proses yang baik: (QA (Quality Assurance) Officer/Director)

Hal-hal diatas menjadi sebuah pekerjaan, yang hampir dapat dikatakan rutin, harus dilakukan dengan kecepatan perubahan produk yang saat ini terjadi. Dulu untuk merubah sebuah produk kita membutuhkan waktu 3-5 tahun, sekarang untuk produk-produk tertentu yang sarat dengan teknologi (HP/Mobile Phone), kita perlu mengubahnya dalam hitungan 1-2 tahun bahkan bulanan. Bayangkan anda harus memproduksi ribuan dan jutaan produk yang lama tetapi sudah mulai memproduksi ribuan produk baru dalam sebuah fasilitas produksi. Toyota terkenal dengan kemampuannya untuk memproduksi beberapa produk sekaligus dalam satu fasilitas. Artinya mobil kijang, corolla, dan lainnya, dirancang sedemikian rupa untuk menggunakan fasilitas yang sama.

Melebar ke Jasa. Tetapi seiring dengan kebutuhan akan hal yang sama terhadap efisiensi dan efektivitas dibidang industri lainnya, termasuk industri jasa, maka semakin berkembang pulalah ruang lingkup kerja Teknik Industri. Saat ini dari penelusuran yang dilakukan kepada para lulusan TI-UI, diketahui mereka lebih banyak bekerja di sektor jasa dibandingkan manufaktur. Hal ini diakibatkan memang kebutuhan akan efisiensi dan efektivitas ternyata tidak hanya dituntut di industri manufaktur, tetapi juga industri jasa.

Jabatan yang sering diambil menyangkut QA (Quality Assurance), Business Excellence Team, Standard and Procedure Development Officers, dan Pemasaran, Operations Officer hingga Directors – (Kata Operations menggantikan kata Productions karena dalam dunia jasa memproduksi jasa merupakan sebuah konsep operasi). Mereka terserap di perbankan, stasiun televisi, telekomunikasi, teknologi informasi, pemerintahan, konsultan, asuransi, energi, rumah sakit, pendidikan dan sebagainya.

Kembali, kebutuhan akan efisiensi dan efektivitas sebenarnya ada disemua sektor industri. Kata industri bahkan diletakkan untuk menjelaskan industri pendidikan, industri pariwisata dan industri telekomunikasi. Tergantung dari para alumni teknik industri untuk mendefinisikan dan menterjemahkan kemampuan mereka untuk bekerja multisistem, multifungsi dan multipendekatan terhadap sektor-sektor industri baru. Saya sudah mengimplementasikan pendekatan dan ilmu teknik industri di bidang pemerintahan (yang paling sering dituding tidak efisien dan efektif) dan rumah sakit. Di negara referensi Teknik Industri, Amerika, melalui lembaga profesi Institute of Industrial Engineers – www.iienet.org, terlihat bahwa alumni TI disana dibagi menjadi beberapa perkumpulan mencakup perkumpulan sistem kesehatan (SHS – Society of Health Systems), SEMS (Society of Engineering and Management Science), Engineering Economy, Quality and Reliability Management, Operations Excellence dan lainnya.

Bukannya bidang-bidang tersebut sudah ada ahlinya? Tentu saja, dan jika berbicara keahlian spesialisasi memang demikian. Tetapi trend saat ini adalah pendekatan yang multidisiplin dan multidimensi lebih dibutuhkan, mengingat meningkatnya kompleksitas dari permasalahan. Keunggulan inilah yang ditawarkan oleh Teknik Industri, yang secara kurikulum menekankan terhadap pendekatan multidisiplin ini, ditambah dengan kemampuan perancangan (design capability) dengan latar belakang keteknikan kuat. Latar belakang keteknikan inilah yang menguatkan kemampuan mengembangkan metodologi yang logis dan terstruktur, dibandingkan dengan bidang ilmu lainnya.

Membumikan Buku Manajemen

Sebagai penggila buku yang suka melahap buku, saya baru saja mengambil kesimpulan bahwa buku-buku tentang manajemen sebenarnya bisa dikategorikan kedalam salah satu atau beberapa kombinasi dari 4 hal: Alat (Tools), Metodologi (Methods), Konsep (Concepts), Model

Pembagian ini saya anggap mampu mendeskripsikan buku-buku manajemen yang ada serta membantu saya untuk lebih memahaminya dan menetapkan eskpektasi dari buku tersebut. Pada aspek yang lain, bagi anda yang sedang mencari solusi dari permasalahan yang anda dapati di dunia bekerja maka pastikan anda mendapatkan buku yang tepat.

1. Alat – Tools

Buku yang membahas hal ini menawarkan satu atau beberapa alat yang bisa membantu kita melakukan sesuatu hal yang spesifik dan fokus. Jika anda mencari bagaimana menilai kinerja bawahan anda misalnya, maka buku tentang alat ini memberikan solusi yang bisa langsung anda terapkan.

2. Metodologi – Methods

Buku yang membahas tentang langkah per langkah (step by step) yang sebaiknya anda lakukan ketika anda ingin memecahkan suatu permasalahan atau melakukan suatu perbaikan.

3. Konsep – Concepts, Approaches

Buku yang membahas tentang sebuah konsep atau pendekatan yang baru dan mencerahkan (enlightment) melalui sebuah argumentasi yang logis. Bisa saja pendekatannya tidak baru tetapi cara untuk berargumentasinya lebih bisa diterima misalnya karena menggunakan contoh kasus industri yang serupa atau industri lokal dibandingkan industri negara lain.

4. Model

Model lebih berupa rujukan. Buku yang membahas model menjabarkan tentang sebuah rujukan organisasi yang menurut penulisnya berhasil mencapai prestasi yang ingin dicapai pula oleh organisasi kita. Secara pribadi individu, buku seperti ini mirip dengan buku otobiografi orang-orang besar dan terkenal, kita membacanya karena ingin tahu bagaimana mereka menjalani kehidupannya dan menjadi panutan bagi kita.  Dalam konsep organisasi ini diterjemahkan sebagai gap analysis yaitu apa beda kita dengan organisasi rujukan, dan perbedaan itulah yang menjadi titik tolak perbaikan. Kita sering bingung kalau sudah dihadapkan dengan begitu banyaknya permasalahan organisasi: mulai dari mana? bagaimana caranya? apa yang harus dipersiapkan? dsb. Konsep Model membantu kita menjawab pertanyaan ini.

Kembali saya ingatkan, bahwa buku-buku bisa saja membahas kombinasi dari beberapa hal diatas. Pembagian ini hanyalah untuk memudahkan mendapatkan apa yang sebenarnya anda cari dari buku tersebut

Pemahaman tentang Kompleksitas Sistem

Sebuah sistem dikategorikan sebagai sistem yang kompleks karena memiliki salah satu atau kombinasi dari 2 kompleksitas: detail dan dinamis (2D).

Detail. Kompleksitas detail adalah kompleksitas dari sebuah sistem mengingat tingkat kedetailan dalam perancangan, pembuatan dan pengelolaan (3P) sangat tinggi di luar kemampuan seorang individu biasa. Konsep Systems Engineering (Rekayasa/Teknik Sistem) secara garis besar membahas teknik untuk melakukan 3P ini. Rekayasa Sistem berasal dari dunia militer (terutama di AS) yang produk-produknya sangat kompleks secara komponen karena bersifat teknologi tinggi (high tech), tingkat keselamatan yang tinggi (high safety concerns) dan tingkat adaptasi terhadap kebutuhan yang tinggi (custom product). Pembuatan pesawat terbang adalah sebuah kompleksitas detail karena merupakan orkestra rumit akibat banyaknya bagian yang harus dirangkai untuk mendapatkan satu produk.

Dinamis. Kompleksitas Dinamis adalah kompleksitas karena banyaknya kemungkinan kejadian yang bisa terjadi seiring berjalannya waktu. Sifat dinamis memang memiliki hubungan erat dengan dimensi waktu. Bermain catur adalah contoh kompleksitas dinamis ini, karena banyaknya kemungkinan yang bisa terjadi dalam mengambil keputusan, dan ketika keputusan telah dilakukan (menggerakkan biji catur) terbukalah kemungkinan-kemungkinan baru yang harus dipertimbangkan.

Sebuah sistem akan memiliki sifat dinamis ketika ada unsur manusia didalamnya, karena setiap manusia adalah makhluk yang memiliki satu unsur unik: ketidakpastiannya dalam mengambil keputusan. Ditambah pula dengan kenyataan kalaupun mengambil keputusan sering tidak seperti yang diduga. itu jika satu orang manusia, bagaimana dengan organisasi yang lebih dari satu manusia yang saling berinteraksi. Sistem dengan unsur manusia sering disebut sebagai HAS – Human Activity Systems – Sistem Aktivitas Manusia, dan pasti memiliki kompleksitas dinamis.