Melihat pilkada yg sedang berlangsung di suatu daerah hari ini, saya jadi teringat diskusi dengan seorang teman tentang pemilu. Sang teman menanyakan kepada saya siapa yg saya pilih, kebetulan yang saya pilih kemarin akhirnya menang. Namun ternyata kinerja pemimpin ini biasa-biasa saja, tidak ada yang benar benar Baru seperti yang dijanjikan. Dia menertawakan saya dan dengan bangga menyatakan diri bahwa dia Golput kemarin. Dia merasa lebih bebas karena tidak harus bertanggung jawab karena tidak memilih.
Saya bingung dengan logika ini, karena menurut saya Golput bukan berarti tidak memilih. Tidak memilih berarti membiarkan orang lain memilih. Membiarkan orang memilih sehingga kemudian menang, berarti kita setuju dengan pilihan itu. Yaa berarti sama saja dong dengan memilih yang menang. Memilih yang menang berarti tetap bertanggung jawab kan atas pilihannya atau dalam kasus ini Golput nya
Saya sih ndak mau dipilihkan orang lain. Ini kan bukan jamannya siti nurbaya.
Diterbitkan oleh hidayatno
Akhmad Hidayatno is a Professor and the Head of Systems Engineering, Modeling, and Simulation Laboratory, Universitas Indonesia. Graduated from Industrial Engineering from Universitas Indonesia, obtained Master of Business and Technology from Australian School of Business, University of New South Wales, Australia, and a Doctorate Degree in Chemical Engineering, Universitas Indonesia, has given him a unique perspective on how the industry and sustainability are interrelated systemically.
His research focuses on exploring the triangle of Energy, Industry, and Sustainability, with an interest in renewable energy and technological change. He is a member of System Dynamics Society (SDS), International Council of Systems Engineering (INCOSE), and Institute of Industrial and Systems Engineers (IISE). He also has deep experience in working and handling national and international consultancy projects, especially in the area of model-based problem solving and model-based policymaking.
Lihat semua pos milik hidayatno